Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan masih kesulitan untuk menekan angka pernikahan dini yang hingga kini masih tertinggi kedua secara nasional.
Kepala BKKBN Pusat Surya Chandra Suriapaty di Banjarmasin Jumat mengatakan, salah satu faktor pendukung masih tingginya pernikahan dini di daerah ini adalah, karena tingkat pendidikan yang masih cukup rendah.
"Salah satu persoalan di Kalimantan Selatan adalah, masih tingginya angka pernikahan dini, yang hingga kini masih sulit untuk diturunkan," katanya.
Beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain adalah memperbanyak kampung keluarga berencana di daerah-daerah, terutama daerah dengan jumlah pernikahan dini lebih besar.
Melalui kampung keluarga berencana tersebut, perhatian terhadap umur pernikahan, kesehatan reproduksi, dan lainnya akan lebih fokus.
Beberapa program keluarga berencana, juga akan lebih mudah untuk disampaikan, melalui kelompok-kelompok yang telah dibentuk, baik melalui Posyandu, dan sarana sosialisasi lainnya.
Kedatangan Surya Chandra ke Banjarmasin, untuk menghadiri pisah sambut dan pelantikan Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Selatan Endang Moerniati yang pindah tugas ke Kalimantan Tengah, dan digantikan oleh Wagino.
Sekretaris Daerah Kalsel Arsyadi mengatakan, persoalan pernikahan dini merupakan, pekerjaan rumah pemerintah, yang kini terus diupayakan penyelesaiannya, melalui berbagai program yang telah ditetapkan.
"Kita berupaya melibatkan seluruh sektor untuk menekan terjadinya pernikahan dini ini, baik dari sektor ekonomi, kesehatan dan pendidikan," katanya.
Khusus pendidikan, Pemprov Kalsel akan menajamkan program-program yang mampu mendorong para siswa untuk tidak putus sekolah, dan melanjutkan pendidikan hingga tingkat SLTA.
Melalaui pendidikan yang cukup, tambah Sekda, diharapkan akan mengurangi kesempatan anak-anak untuk menikah lebih cepat, dan menumbuhkan kesadaran para orangtua untuk membantu anak-anaknya menggapai cita-citanya dan harapan hidup yang lebih baik.
"Apalagi saat ini pendidikan tingkat SLTA ditangani oleh provinsi, diharapkan akan membantu meningkatkan kualitas pendikan anak-anak Kalsel, yang dari sebelumnya rata-rata hanya sampai tingkat SD, meningkat hingga SLTP dan SLTA," katanya.
Angka pernikahan dini di Kalimantan Selatan hingga kini masih menjadi yang tertinggi nasional yaitu 51/1.000 penduduk atau jauh diatas angka rata-rata nasional sebesar 40/1.000 penduduk.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Selatan Endang Moerniati, masih tingginya angka pernikahan dini tersebut, antara lain dipengaruhi oleh kondisi ekonomi keluarga dan masih banyaknya pasangan suami istri yang memiliki anak hingga empat orang lebih.
"Bahkan masih ada kabupaten yang rata-rata pernikahan dininya mencapai 85/1.000 penduduk, jumlahnya tersebut dinilai masih sangat tinggi," katanya.
Berdasarkan hasil riset daerah kesehatan yang terakhir, Kabupaten Tanah Bumbu merupakan daerah yang paling tinggi jumlah pernikahan dininya, menggeser Kabupaten Hulu Sungai Utara, yang berdasarkan Riskesdes 2011 daerah tertinggi pernikahan dininya.
Sedangkan untuk angka melahirkan dini, Kalsel berada pada urutan ke dua nasional dengan angka melahirkan dini 53/1.000 penduduk.
Berbagai upaya untuk mengatasi pernikahan dini tersebut, antara lain dengan kembali mensosialisasikan program keluarga berencana (KB) yaitu dua anak cukup, sehingga orangtua lebih mudah memngarahkan dan membimbing anaknya untuk melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016
Kepala BKKBN Pusat Surya Chandra Suriapaty di Banjarmasin Jumat mengatakan, salah satu faktor pendukung masih tingginya pernikahan dini di daerah ini adalah, karena tingkat pendidikan yang masih cukup rendah.
"Salah satu persoalan di Kalimantan Selatan adalah, masih tingginya angka pernikahan dini, yang hingga kini masih sulit untuk diturunkan," katanya.
Beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain adalah memperbanyak kampung keluarga berencana di daerah-daerah, terutama daerah dengan jumlah pernikahan dini lebih besar.
Melalui kampung keluarga berencana tersebut, perhatian terhadap umur pernikahan, kesehatan reproduksi, dan lainnya akan lebih fokus.
Beberapa program keluarga berencana, juga akan lebih mudah untuk disampaikan, melalui kelompok-kelompok yang telah dibentuk, baik melalui Posyandu, dan sarana sosialisasi lainnya.
Kedatangan Surya Chandra ke Banjarmasin, untuk menghadiri pisah sambut dan pelantikan Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Selatan Endang Moerniati yang pindah tugas ke Kalimantan Tengah, dan digantikan oleh Wagino.
Sekretaris Daerah Kalsel Arsyadi mengatakan, persoalan pernikahan dini merupakan, pekerjaan rumah pemerintah, yang kini terus diupayakan penyelesaiannya, melalui berbagai program yang telah ditetapkan.
"Kita berupaya melibatkan seluruh sektor untuk menekan terjadinya pernikahan dini ini, baik dari sektor ekonomi, kesehatan dan pendidikan," katanya.
Khusus pendidikan, Pemprov Kalsel akan menajamkan program-program yang mampu mendorong para siswa untuk tidak putus sekolah, dan melanjutkan pendidikan hingga tingkat SLTA.
Melalaui pendidikan yang cukup, tambah Sekda, diharapkan akan mengurangi kesempatan anak-anak untuk menikah lebih cepat, dan menumbuhkan kesadaran para orangtua untuk membantu anak-anaknya menggapai cita-citanya dan harapan hidup yang lebih baik.
"Apalagi saat ini pendidikan tingkat SLTA ditangani oleh provinsi, diharapkan akan membantu meningkatkan kualitas pendikan anak-anak Kalsel, yang dari sebelumnya rata-rata hanya sampai tingkat SD, meningkat hingga SLTP dan SLTA," katanya.
Angka pernikahan dini di Kalimantan Selatan hingga kini masih menjadi yang tertinggi nasional yaitu 51/1.000 penduduk atau jauh diatas angka rata-rata nasional sebesar 40/1.000 penduduk.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Selatan Endang Moerniati, masih tingginya angka pernikahan dini tersebut, antara lain dipengaruhi oleh kondisi ekonomi keluarga dan masih banyaknya pasangan suami istri yang memiliki anak hingga empat orang lebih.
"Bahkan masih ada kabupaten yang rata-rata pernikahan dininya mencapai 85/1.000 penduduk, jumlahnya tersebut dinilai masih sangat tinggi," katanya.
Berdasarkan hasil riset daerah kesehatan yang terakhir, Kabupaten Tanah Bumbu merupakan daerah yang paling tinggi jumlah pernikahan dininya, menggeser Kabupaten Hulu Sungai Utara, yang berdasarkan Riskesdes 2011 daerah tertinggi pernikahan dininya.
Sedangkan untuk angka melahirkan dini, Kalsel berada pada urutan ke dua nasional dengan angka melahirkan dini 53/1.000 penduduk.
Berbagai upaya untuk mengatasi pernikahan dini tersebut, antara lain dengan kembali mensosialisasikan program keluarga berencana (KB) yaitu dua anak cukup, sehingga orangtua lebih mudah memngarahkan dan membimbing anaknya untuk melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2016