Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan menambah empat titik "surung sintak" untuk menangani permasalahan sampah di lingkungan masyarakat.
Surung sintak adalah program DLH dengan menyiapkan angkutan sampah selama 2 jam disatu titik karena di wilayah tersebut tidak ada tempat pembuangan sementara (TPS) sampah atau TPS ditutup, sehingga tidak ada yang membuang sampah sembarang.
"Sampah datang langsung diambil, arti surung sintak itu, dari bahasa Banjar," ujar Kabid Pengelolaan Sampah DLH Kota Banjarmasin Marzuki di Banjarmasin, Senin.
Menurut dia, karena cukup efektif menangani sampah dengan cara ini, pihaknya pun menambah lagi titik program tersebut, yakni, ada empat titik tahun ini.
"Ada satu titik di Kuin Selatan dan di Belitung Utara, serta dua titik di Belitung Selatan," papar Bang Jack, panggilan akrabnya.
Menurut dia, dilaksanakannya program tersebut di empat titik ini karena ada TPS sampah di wilayah itu ditutup, oleh karena bermasalah, yakni, tidak terkelola dengan baik dan dikeluhkan masyarakat.
"Para pengumpul sampah di pemukiman masyarakat atau paman gerobak sampah dilayani dengan cara ini, 15 sampai 20 gerobak sampah dapat ditampung pada satu truk sampah yang siap di situ," ujar Marzuki.
Dengan cara ini, papar dia, pihaknya juga bisa menghitung besaran sampah di daerah itu, termasuk jumlah masyarakat pembuang sampah di daerah itu, hingga data produksi sampah terhimpun valid.
"Jadi setiap paman gerobak sampah menyampaikan data warga yang dilayaninya, kita catat, hingga kita bisa menghitung pelayanan unit sampah datang ke sana," paparnya.
Seperti yang sudah berjalan baik, kata Marzuki, di wilayah Kelurahan Sungai Andai dan Kelurahan Antasan Kecil Timur (AKT) dan ada dua titik lagi, di mana program surung sintak dapat menangani sampah di wilayah padat penduduk.
"Jadi waktunya itu ada yang pukul 17.00 WITA hingga 19.00 WITA dan pukul 20.00 WITA hingga 22.00 WITA," paparnya.
Dia pun menyampaikan, sudah ada delapan titik hingga kini dilaksanakan program surung sintak tersebut, di mana ini akan dikembangkan terus.
"Sebab kita terus akan mengurangi TPS," tuturnya.
Selain dengan cara itu, DLH Kota Banjarmasin, kata Marzuki, juga terus akan membangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) atau TPS 3R, sehingga penanganan sampah di ibu kota provinsi Kalsel ini terus maju dengan berbagai inovasi.
Sebagaimana diketahui, produksi sampah di Kota Banjarmasin mencapai 600 ton per harinya, di mana sebagiannya ditangani TPS 3R, sekirar 200 bank sampah dan lainnya sebelum akhirnya dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Surung sintak adalah program DLH dengan menyiapkan angkutan sampah selama 2 jam disatu titik karena di wilayah tersebut tidak ada tempat pembuangan sementara (TPS) sampah atau TPS ditutup, sehingga tidak ada yang membuang sampah sembarang.
"Sampah datang langsung diambil, arti surung sintak itu, dari bahasa Banjar," ujar Kabid Pengelolaan Sampah DLH Kota Banjarmasin Marzuki di Banjarmasin, Senin.
Menurut dia, karena cukup efektif menangani sampah dengan cara ini, pihaknya pun menambah lagi titik program tersebut, yakni, ada empat titik tahun ini.
"Ada satu titik di Kuin Selatan dan di Belitung Utara, serta dua titik di Belitung Selatan," papar Bang Jack, panggilan akrabnya.
Menurut dia, dilaksanakannya program tersebut di empat titik ini karena ada TPS sampah di wilayah itu ditutup, oleh karena bermasalah, yakni, tidak terkelola dengan baik dan dikeluhkan masyarakat.
"Para pengumpul sampah di pemukiman masyarakat atau paman gerobak sampah dilayani dengan cara ini, 15 sampai 20 gerobak sampah dapat ditampung pada satu truk sampah yang siap di situ," ujar Marzuki.
Dengan cara ini, papar dia, pihaknya juga bisa menghitung besaran sampah di daerah itu, termasuk jumlah masyarakat pembuang sampah di daerah itu, hingga data produksi sampah terhimpun valid.
"Jadi setiap paman gerobak sampah menyampaikan data warga yang dilayaninya, kita catat, hingga kita bisa menghitung pelayanan unit sampah datang ke sana," paparnya.
Seperti yang sudah berjalan baik, kata Marzuki, di wilayah Kelurahan Sungai Andai dan Kelurahan Antasan Kecil Timur (AKT) dan ada dua titik lagi, di mana program surung sintak dapat menangani sampah di wilayah padat penduduk.
"Jadi waktunya itu ada yang pukul 17.00 WITA hingga 19.00 WITA dan pukul 20.00 WITA hingga 22.00 WITA," paparnya.
Dia pun menyampaikan, sudah ada delapan titik hingga kini dilaksanakan program surung sintak tersebut, di mana ini akan dikembangkan terus.
"Sebab kita terus akan mengurangi TPS," tuturnya.
Selain dengan cara itu, DLH Kota Banjarmasin, kata Marzuki, juga terus akan membangun Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) atau TPS 3R, sehingga penanganan sampah di ibu kota provinsi Kalsel ini terus maju dengan berbagai inovasi.
Sebagaimana diketahui, produksi sampah di Kota Banjarmasin mencapai 600 ton per harinya, di mana sebagiannya ditangani TPS 3R, sekirar 200 bank sampah dan lainnya sebelum akhirnya dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Basirih.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022