Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) Kabupaten Tapin di Kalimantan Selatan masih rendah, hal itu dipengaruhi Indeks Kualitas Air (IKA) dan Indeks Kualitas Tutupan Lahan (IKTL).
"IKTL Tapin berada di 46,36 poin masuk kategori waspada, IKA di 57,78 poin sangat kurang, sedangkan Indeks Kualitas Udara (IKU) unggul 91,89 poin," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tapin Nurdin, Senin.
Dari variabel itu, IKLH di Tapin mendapatkan poin 69,09 masuk kategori penilaian “cukup” menurut data DLH Tapin. Angka itu lebih tinggi dari IKLH Provinsi Kalimantan Selatan 68,63 poin dan lebih rendah dari IKLH nasional sebesar 70,27 poin.
"Banyak faktor yang mempengaruhi IKA sangat kurang, yaitu dari dampak kegiatan industri, pertanian, dan limbah domestik rumah tangga karena masih banyak kebiasan kita membuang sampah ke sungai," jelasnya.
Baca juga: Upaya DLH Tapin di Kalsel mencetak generasi peduli lingkungan
Baca juga: Wakil Bupati Tapin Syafrudin Noor suarakan dampak kerusakan lingkungan hidup
Selain itu, IKTL yang masuk kategori paling rendah itu dikatakannya dipengaruhi oleh deforestasi sampai kebakaran hutan.
Dia mengakui untuk memperbaiki tutupan lahan tidak bisa dengan waktu yang singkat mengingat proses penghijauan dan usaha pemulihan harus memakan waktu lama.
"Susah untuk menaikkan poin IKTL, dalam setahun kenaikannya kemungkinan hanya nol koma," ujarnya.
Indikator penilaian IKLH untuk udara dan tutupan lahan itu dilakukan oleh pemerintah pusat sedangkan air dikatakannya dilakukan oleh pihaknya di Sungai Tapin, sampel diambil dari beberapa titik diantara hulu sampai hilir.
Baca juga: Walhi Kalsel soroti peristiwa tanah bergerak di Tapin
Baca juga: Hari Bumi 2021 aktivis lingkungan di Kalsel suarakan darurat ruang
Baca juga: Sungai Tapin jadi tempat pembuangan sampah
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021