Warga Desa Binjai Pemangkih, Kecamatan Labuan Amas Utara (LAU), Kabupaten HST, Kalsel punya tradisi menarik dalam hal menangkap ikan.

Mereka memanfaatkan musim kering di wilayahnya yang merupakan kawasan rawa dengan membuat sumur di tengah-tengah sawah.

Ketika musim penghujan, otomatis seluruh wilayah persawahan mereka yang merupakan rawa seperti lautan yang tak bertepi. Sumur-sumur yang mereka buat pun akhirnya menjadi sarang berbagai macam jenis ikan air tawar.

Baca juga: Nelayan di Kecamatan LAU dapat bantuan 10 ribu bibit ikan toman

Ketika memasuki musim kering, disamping bertani, mereka memanfaatkan sumur-sumur yang telah mereka buat sebelumnya yang menjadi sarang ikan. Karena pasti ikan-ikan itu berkumpul di area berair, sedangkan sawah sudah mulai mengering.

Biasanya, hal itu dilakukan ketika padi mereka sudah hampir panen, seperti yang dilakukan oleh Sahlani bersama warga lainnya secara bergotong royong membuka sumur guna menangkap ikan-ikan yang telah berkumpul di dalamnya.

Di areal sungai Kindalung, Desa Binjai Pemangkih, Sahlani membuka sumur yang juga turut dihadiri jajaran unsur Muspika Labuan Amas Utara, Selasa (23/7).

Baca juga: HST kampanyekan "Save Meratus" pada pertemuan nasional bubuhan Banjar

Awalnya, sumur yang luasnya sekitar 12x4 meter itu dibersihkan dulu dari rumput-rumput yang sebelumnya tumbuh lebat. Setelah itu, di dasar sumur dipasang  rimpa (sejenis jaring yang gunanya mengandang ikan).

Agar nantinya ikan berkumpul banyak di rimpa, maka harus didiamkan dulu sekitar 1-2 jam, setelah itu baru diangkat. Hal itu bisa dilakukan berulang kali sampai ikannya benar-benar sudah masuk ke rimpa.

Berbagai jenis ikan pun sangat mudah didapatkan seperti ikan gabus, sepat, pepuyu (betok) dan jenis ikan air tawar, cuma dengan sekali angkat. Namun terkadang ada juga ular tanah yang masuk.

Baca juga: Apam Barabai dan Batandik pukau para Duta Besar

Hasilnya pun lumayan banyak, saat itu Sahlani mampu mengumpulkan berbagai jenis ikan sebanyak 4 karung isi 50 kg. Ikan itu sebagian dijual dan sebagiannya lagi diberikan kepada tetangga dan dimasak sama-sama.

Keseruan tidak sampai disitu saja, setelah lelah menangkap ikan, para ibu-ibunya langsung memasak hasil tangkapan. Ikan-ikan pun dimasak beramai-ramai di dekat sumur di areal persawahan tersebut. Mulai dari digoreng hingga dibakar.

Terik panas matahari dan lelah sebelumnya pun akhirnya terasa hilang dengan keseruan para ibu-ibu saat itu memasak.

Setelah masak, maka sebelum makan bersama-sama dibaca do'a dulu agar semuanya selamat dan berkah.

Baca juga: Rahmatullah pimpin Pemuda Muhammadiyah HST
Baca juga: Polres HST tangkap dua pengangkut bensin tanpa izin

Camat Labuan Amas Utara (LAU), Muhammad Anhar yang saat itu berhadir bersama istri dan jajaran ASN kecamatan menyampaikan, kegiatan seperti itu merupakan tradisi warga di kecamatan LAU setiap tahunnya. Khususnya para petani di daerah rawa yang mempunyai sumur ikan.

Menurutnya, membuka sumur itu juga dijadikan sebagai semangat mempererat tali silaturahmi antar warga dengan bersama-sama menangkap ikan secara tradisonal dan makan bersama di tengah sawah.

"Hasil hari ini memang tidak terlalu banyak, namum di sungai atau di sumur-sumur lainnya, biasanya satu buah sumur hasilnya bisa mencapai 7-10 ton ikan," katanya.

Hal ini sangat menguntungkan para warga, karena mereka tidak perlu merawat apa-apa sumur/sungainya, hanya menunggu musim kering dan memanen ikannya.

"Kami berharap tradisi ini selalu kita pertahankan agar menjadi daya tarik dan juga semangat para warga kita lainnya untuk memanfaatkan lahannya, disamping untuk bertani juga bisa dijadikan sumur ikan," katanya.  

Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019