Kandangan (ANTARA) - PT Tri Buana Mas (TBM) salah satu perusahaan perkebunan anggota Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) yang menerima penghargaan Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan(Kalsel) H Sahbirin Noor, pada peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana(HKB) Nasional tanggal 26 April 2019 lalu.
Dibalik kesuksesan PT TBM anak perusahaan Astra Agro Lestari ini, tak terlepas dari adanya sosok yang dikenal dengan julukan pendekar api, yakni Bambang Budiansyah yang saat ini menjabat sebagai Asisten Fire Protection PT TBM, diakui punya peran besar dalam mencapai penghargaan tersebut.
Perannya memang juga tak terlepas dari dukungan manajemen perusahaan, khususnya dari Fire Protection Specialist PT Astra Agro Lestari Tbk Dian Ary dalam upaya mengimplementasikan Peraturan Menteri (Permen) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Nomor 32 tahun 2016, baik dari organisasi, sistem dan sapras Karhutla.
Baca juga: Gubernur berikan penghargaan lima perusahaan anggota GAPKI
Ia menjelaskan program dan sistem fire protection yang dijalankan meliputi upaya pencegahan (Prevention), memastikan tim, peralatan, infrastruktur, dan sarana, sumber air, serta sosialisasi (Readiness), melakukan simulasi atau uji coba (Fire quick response), serta melakukan kolaborasi dengan semua stake holder masyarakat(Society partnership).
"Tim yang dibentuk dan terlatih bahkan sebagian sudah tersertifikasi Manggala Agni sebanyak 196 orang, terdiri dari tim fire brigade 20 orang, tim reaksi cepat, tim pantau dan patroli sebanyak 48 orang, tim logistik 24 orang, tim medis empat orang," katanya, saat ditemui di sela kegiatan puncak HKB 2019, di Banjarbaru.
Dijelaskan dia, untuk peningkatan keahlian personil pihaknya melakukan pelatihan atau training berupa simulasi dan apel bersama untuk menyegarkan kesiapsiagaan tim dalam penanggulangan Kahurtla dan dilakukan rutin dua kali dalam setahun.
Adapun untuk pemenuhan sarana prasarana dengan mengacu pada Peraturan Dirjenbun tahun 2010 dan Permentan Nomor 5 tahun 2018, telah terpenuhi 100 persen terdiri dari, peralatan utama, peralatan pendukung, peralatan deteksi dini, peralatan perlengkapan posko.
Baca juga: GAPKI kerahkan 340 Punggawa Fire apel kesiapsiagaan bencana nasional
Salah satu kewajiban adanya menara pantau api PT TBM mempunyai total menara 20 menara pantau dengan total luas 14.000 hektar, dengan jangkauan area masing-masing 700 hektar dan alat pemantau tambahan di luar peralatan Dirjenbun alat pemantau drone Phantom 4.
"Dukungan dari management oleh Pak Dian Ary Kurniawan selaku Function Fire Protection melakukan kontrol atas semua kegiatan program dan sistem fire protection yang ada di site yang tersebar di seluruh indonesia, agar tetap selalu bisa sejalan dengan regulasi serta kebijakan manajemen," katanya.
Saat ini pihak perusahaan juga menjalin kerjasama dengan masyarakat sekitar dengan membina Masyarakat Peduli Api(MPA) dengan total 210 orang, tersebar di 17 desa, baik yang berada di kecamatan Candi Laras Utara, Kabupaten Tapin, di Kecamatan Kuripan dan Bakumpai, Kabupaten Barito Kuala (Batola), dan di Kecamatan Paminggir, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).
MPA dibekali dengan peralatan penanggulangan seperti pompa pemadaman, selang pemadam, nozzle, konektor, selang spiral, dengan tolal 25 paket pompa, sementara untuk peningkatan keterampilan dilakukan training dan simulasi bersama, bahkan ada dari mereka ditraining tersertifikasi Manggala Agni seperti Desa Batalas, Buas-buas, Balukung, Paminggir, dan Jambu.
Baca juga: GAPKI Kalsel gelar sosialisasi dan Klinik ISPO
"Dan untuk meminimalisir dalam rangka mencegah kebakaran kita melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat dengan sosialisasi langsung , ada juga melalui media sosialisasi poster, spanduk, leaflet dan program himbauan broadcast SMS yang bekerjasama dengan kepolisian setempat," katanya.
Selain itu, dalam rangka menselaraskan program yang dijalankan tentu pihaknya juga bersinergi dengan semua stakeholder, seperti kepolisian, TNI, BPBD, dan pihak pemerintah daerah baik itu dari Kabupaten Tapin maupun Batola, untuk menjalankan program yg berbasis masyarakat.
Ditambahkan dia, dampak langsung yang dirasakan adalah adanya informasi terkait kedaaan nasional maupun Provinsi Kalsel, khususnya terkait Karhutla, seperti informasi hot-spot mapun fire spot, serta melakukan sosialisasi, patroli, dan penanggulangan bersama.