Jakarta (Antaranews Kalsel) - PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Energi bersama Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menandatangani Kontrak Kerjasama Bagi Hasil (KBH) atas Wilayah Kerja (WK) Migas Maratua di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Penandatanganan dilakukan oleh Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto dan Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Meidawati dan disaksikan oleh Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar, Sekjen Kementerian ESDM Ego Syahrial, Dirjen Migas Djoko Siswanto, Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan H Samsu di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin.
Wilayah Kerja Maratua memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan, dan dapat berkontribusi untuk menambah produksi migas Pertamina.
Skema pengelolaan sama dengan wilayah kerja lain yakni Sistem Gross Split, dengan total investasi sebesar 7,75 juta dolar AS yang meliputi Komitmen Kerja Pasti dan Signature Bonus.
Pengelolaan Blok Eksplorasi ini mendukung komitmen Pertamina dalam kegiatan eksplorasi di Indonesia. Tahun 2018 Pertamina sangat aktif melaksanakan kegiatan eksplorasi, seperti misalnya melakukan studi bersama serta melakukan kegiatan pemboran sumur eksplorasi.
Komitmen Kerja Pasti Pertamina di Wilayah Kerja Maratua berupa studi geologi & geofisika (G&G) dan Seismik 3D sejauh 500 km2.
"Blok Maratua ke depan akan dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu Energi Lepas Pantai Bunyu, program pengelolaan blok ini telah kami siapkan dalam jangka panjang untuk menjaga kesinambungan pasokan gas untuk kebutuhan domestik Indonesia," ujar Direktur Utama PHE Mediawati.
Saat ini Blok Maratua adalah wilayah kerja migas seluas 7.835,07 kilometer persegi yang terletak di Cekungan Tarakan. Area Kalimantan Utara (Kaltara) yang merupakan lokasi Cekungan Tarakan memiliki kumulatif produksi yang potensial.
Di sekitar wilayah tersebut, Pertamina juga memiliki 4 wilayah kerja aktif di area Kaltara yaitu Pertamina EP Aset 5 di Bunyu, PHE Nunukan Company, JOB Pertamina-Medco EP Simenggaris, dan PHE East Ambalat.
Berdasarkan potensi yang dimiliki cekungan Tarakan di area Kaltara serta potensi bisnis terintegrasi dengan kilang Methanol, PLN, Jargas Kota Tarakan dan Bunyu serta pengembangan kawasan industri lain di Kaltara maka penambahan wilayah kerja di area Kaltara melalui Wilayah Kerja Maratua akan berpotensi menambah cadangan dan produksi serta memperkuat eksistensi Pertamina di Kaltara.
Baca juga: Bermodal 7,75 juta dolar, Pertamina siap kelola Blok Maratua
Penandatanganan dilakukan oleh Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto dan Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Meidawati dan disaksikan oleh Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar, Sekjen Kementerian ESDM Ego Syahrial, Dirjen Migas Djoko Siswanto, Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan H Samsu di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin.
Wilayah Kerja Maratua memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan, dan dapat berkontribusi untuk menambah produksi migas Pertamina.
Skema pengelolaan sama dengan wilayah kerja lain yakni Sistem Gross Split, dengan total investasi sebesar 7,75 juta dolar AS yang meliputi Komitmen Kerja Pasti dan Signature Bonus.
Pengelolaan Blok Eksplorasi ini mendukung komitmen Pertamina dalam kegiatan eksplorasi di Indonesia. Tahun 2018 Pertamina sangat aktif melaksanakan kegiatan eksplorasi, seperti misalnya melakukan studi bersama serta melakukan kegiatan pemboran sumur eksplorasi.
Komitmen Kerja Pasti Pertamina di Wilayah Kerja Maratua berupa studi geologi & geofisika (G&G) dan Seismik 3D sejauh 500 km2.
"Blok Maratua ke depan akan dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu Energi Lepas Pantai Bunyu, program pengelolaan blok ini telah kami siapkan dalam jangka panjang untuk menjaga kesinambungan pasokan gas untuk kebutuhan domestik Indonesia," ujar Direktur Utama PHE Mediawati.
Saat ini Blok Maratua adalah wilayah kerja migas seluas 7.835,07 kilometer persegi yang terletak di Cekungan Tarakan. Area Kalimantan Utara (Kaltara) yang merupakan lokasi Cekungan Tarakan memiliki kumulatif produksi yang potensial.
Di sekitar wilayah tersebut, Pertamina juga memiliki 4 wilayah kerja aktif di area Kaltara yaitu Pertamina EP Aset 5 di Bunyu, PHE Nunukan Company, JOB Pertamina-Medco EP Simenggaris, dan PHE East Ambalat.
Berdasarkan potensi yang dimiliki cekungan Tarakan di area Kaltara serta potensi bisnis terintegrasi dengan kilang Methanol, PLN, Jargas Kota Tarakan dan Bunyu serta pengembangan kawasan industri lain di Kaltara maka penambahan wilayah kerja di area Kaltara melalui Wilayah Kerja Maratua akan berpotensi menambah cadangan dan produksi serta memperkuat eksistensi Pertamina di Kaltara.
Baca juga: Bermodal 7,75 juta dolar, Pertamina siap kelola Blok Maratua
Editor: Faisal Yunianto