Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Tim Biddokkes Polda Kalsel dipimpin AKBP dr Bambang Prasetya mengunjungi anak yang didiagnosa menderita hidrosefalus di Desa Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar.
"Kami menerima informasi bahwa anak atas nama Ilham, didiagnosa hidrosefalus namun tidak mau melaksanakan operasi dan keluarganya yang kurang berkecukupan," kata Bambang.
Tim Biddokkes Polda Kalsel pun melaksanakan diskusi, konsultasi dan mediasi kepada pihak keluarga untuk melakukan pengobatan agar Ilham dapat sembuh.
Menurutnya, hidrosefalus adalah penumpukan cairan pada rongga otak atau yang disebut dengan ventrikel yang mengakibatkan ventrikel-ventrikel di dalamnya membesar dan menekan organ tersebut.
"Cairan ini akan terus bertambah sehingga ventrikel di dalam otak membesar dan menekan struktur dan jaringan otak di sekitarnya. Jika tidak segera ditangani, tekanan ini dapat merusak jaringan dan melemahkan fungsi otak," jelasnya.
Untuk memastikan adanya penumpukan cairan serebrospinal di dalam otak atau memastikan apakah ada kondisi lain yang menyebabkan gejala serupa dengan hidrosefalus, ungkap Bambang, dokter kemungkinan akan melakukan pemindaian otak melalui berbagai tindakan.
"Salah satunya CT Scan digunakan sebagai pemeriksaan darurat terhadap penyakit hidrosefalus. Melalui CT Scan gambar otak secara potong lintang dapat dihasilkan dengan teknologi X-Ray," paparnya.
Adapun pengobatan utama hidrosefalus adalah melalui operasi. Tujuannya membuang kelebihan cairan serebrospinal di dalam otak.
Salah satu jenis operasi yang biasanya diterapkan pada kasus hidrosefalus adalah operasi pemasangan shunt yang merupakan alat khusus berbentuk selang dipasangkan ke dalam kepala guna mengalirkan cairan otak ke bagian tubuh lain dan diserap oleh pembuluh darah.