Amuntai, (Antaranews Kalsel) -Pelajar Sekolah Menengah Kejuruan Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan Sukses meraih penghargaan Kategori Penyaji terbaik pada Ajang Festival Lomba Seni Siswa Tingkat Nasional (FLS2N) di Banda Aceh.
Guru pendamping siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Amuntai Hendra Royadi di Amuntai, Minggu mengatakan terkejut dan bangga atas prestasi yang diperlihatkan para siswa di ajang Nasional ini.
"Siapa menyangka pemuda-pemudi Kalimantan bisa menampilkan pertunjukan pentas seni yang mengundang decak kagum daerah lain," ujar Hendra.
Hendra mengatakan, membawakan cerita tradisonal Kalimantan Selatan berjudul Gugur 'Kasih di Lu'uk Badangsanak' para siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Amuntai berhasil menyita perhatian peserta daerah lain dan undangan.
Bahkan satu juri dari Theater KOMA sempat berdiri memberikan standing uplus kepada tim theater Kalsel yang diwakili Siswa SMKN 1 Amuntai tersebut.
Pembimbing peserta seni dari Papua Barat, Chandra mengaku sempat menyaksikan penampilan peserta asal Kalsel tersebut dan yakin bahwa mereka akan meraih juara.
"Saya sempat merinding menyaksikannya," kata Chandra.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten HSU Adi Lesmana yang turut menyertai rombongan juga mengaku surprise.
"Semula kita menargetkan Seni Tari yang bisa meraih penghargaan, ternyata Seni Theater kita mampu menarik perhatian bahkan meraih prestasi sebagai Penyaji terbaik di Ajang Nasional seperti ini," kata Adi.
Adi menuturkan, para Siswa SMKN 1 Amuntai tampil membawakan cerita tentang Sejarah Kerajaan Negara Dipa di abad ke13 yang merupakan cikal bakal berdirinya Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan.
Para siswa tampil menggunakan kostum tradisonal Banjar dengan menampilkan theater khas Banjar yakni Mamanda.
"Sebagai tambahan dimasukan unsur-unsur seni dan budaya Kalsel seperti Ba Syair, Wayang Purwa, Tari Baksa Kembang, Bakuntau dan Kuda Lumping yang diiringi Musik Panting dan Gamelan Banjar," terangnya.
Berbagai perbaduan seni dan budaya Tradisional Banjar ini, kata Adi berhasil membuat penonton yang hadir di Auditorium FKIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh dan dewan juri hanyut dalam suasana theaterikal yang disajikan para Siswa SMKN 1 Amuntai.
Cerita Rakyat yang dibawakan Theater SMKN 1 Amuntai ini menuturkan kisah jalinan cinta terlarang antara Ratu Kerajaan Negara Dipa dengan anak kembar Empu Mandastana yakni Sukmaraga dan Patmaraga.
Kedua kaka beradik ini akhirnya harus dihukum mati di suatu tempat yang kemudian dinamakan Telaga Darah.
Menyaksikan adanya tanda pengorbanan yang murni dari anak-anaknya yang ditandai layunya Sekuntum Bunga Kembang Sari membuat Empu Mandastana dan Isteri menyusul kematian anak mereka dengan cara melakukan bunuh diri di Telaga Darah.
Atas keberhasilan membawakan penampilan Seni Theater ini Siswa SMKN 1 Amuntai diantaranya Ridhayani, Ibnu Malkan dan Rusdi berhak atas tropi, piagam dan uang pembinaan Rp21 juta yang diserahkan pada malam penutupan FLS2N di Halaman Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh.