Sebagai perusahaan perkebunan besar di Kalimantan Selatan yang bergerak diperkebunan kelapa sawit PT Multi Sarana Agro Mandiri (MSAM) dan beroperasi di wilayah Pulau Laut Tengah, Kotabaru, mereka memiliki komitmen yang kuat untuk menyerap sebanyak-banyak tenaga kerja lokal.
Hal itu, dikemukakan Direktur Utama PT MSAM Kusdi Sastro Kidjan seraya menyebutkan bahwa diperusahaan mereka serapan tengaa kerja cukup tinggi selain itu, tidak hanya merekrut tenaga kerja lokal tetapi keberadaan perkebunan sawit juga turut andil dalam upaya pembangunan wilayah setempat. Tercatat, sejak terbitnya izin lokasi 13 Maret 2012 dan izin usaha perkebunan 7 Mei 2015, MSAM telah merekrut tenaga kerja sebanyak 1.119 karyawan yang 90% merupakan warga sekitar.
"MSAM mendapat dukungan besar masyarakat yang berada di kawasan perkebunan, karena di tempat kami serapan tenaga kerja tinggi dan tidak perlu skill tertentu jika mau kerja di lapangan," ujar Kusdi.
MSAM dalam operasionalnya bekerja sama dengan pihak Inhutani II selaku pemegang izin pengusahaan lahan seluas 14.333 ha. MSAM merupakan anak perusahaan PT Eshan Agro Sentosa (EAS) grup yang saat ini memiliki land bank mencapai 200.000 ha lebih meliputi wilayah Kalsel, Kaltim, dan Kalteng.
Adapun areal kerja MSAM yang merupakan milik pengusaha lokal H. Samsudin Andi Arsyad atau lebih dikenal dengan nama H Isam meliputi wilayah di Desa Samisir, Desa Sungai Pasir, Selino, Mekarpura, dan Desa Selaru, semuanya berada di Kecamatan Pulau Laut Tengah.
Dalam operasionalnya, MSAM berkomitmen kuat untuk berkelanjutan (sustainability) dengan penerapan teknologi tepat guna dan good practice agronomy antara dengan pemakaian bibit unggul tersertifikasi. Investasi yang disiapkan MSAM untuk kebun inti sebesar Rp810 miliar sedangkan untuk plasma masyarakat Rp110 miliar.
Ke depan, ujar Kusdi, MSAM terus mengembangkan kawasan Pulau Laut Tengah dengan membangun tempat pendidikan bagi anak-anak pekerja, layanan kesehatan, pesantren, dan kebun buah durian yang akan dikelola warga. "Pulau Laut ini indah sekali. Nanti kami tanami lahan kami 7,1 hektare bibit durian unggul. Warga silakan kelola," ucapnya.
Rencananya, di akhir 2018 atau awal 2019, MSAM akan membangun pabrik crude palm oil (CPO) dengan kapasitas produksi 65 ton per jam. Pabrik diperkirakan akan menyerap tenaga kerja terampil sekitar 200 orang.
Kusdi menjelaskan, perhektare sawit dalam satu siklus tanam menghasilkan 550 ton atau sekitar 20 ton dalam sebulan. Luas lahan MSAM sekitar 11.000 hektare, maka perusahaan bisa menghasilkan 220.000 ton buah sawit dalam sebulan.
Sementara itu, setiap ton sawit unggul menghasilkan 24 persen minyak CPO. Artinya 220.000 ton sawit akan menghasilkan 52.800 ton CPO. Harga CPO sekarang di pasaran sekitar Rp7,6 juta per ton.
"Sekarang kan devisa terbesar Indonesia itu dari sawit. Sekitar Rp300 Triliun dalam setahun. Dan itu sawit bisa dibilang semuanya punya asing. Ini kita punya orang lokal sendiri," ungkap Kusdi. Dia kemudian mengimbau agar masyarakat realistis melihat bisnisnya. "Dari total lahan kami, nanti akan kami kasih ke warga lahan plasma 1.800 hektare," janjinya.
Pabrik CPO MSAM di Pulau Laut, ujarnya, tidak hanya menyerap hasil kebun mereka sendiri tetapi juga hasil kebun warga lain. Di Pelabuhan Feri Tanjung Serdang beberapa truk biasa terlihat membawa kelapa sawit, dari Pulau Laut ke pabrik-pabrik di Pulau Kalimantan. "Ini usaha yang jelas hitungannya dan kami itu bayar pajak di sini nanti jadi uangnya bisa untuk pembangunan di sini."
Sejak masuknya MSAM ke Pulau Laut Tengah, ekonomi warga sekitar pun meningkatdengan indikasi adanya dealer motor dan semakin maraknya pasar malam. "Kami tidak usah bicara banyak. Lihat saja ke lapangan. Di sana sudah ada dealer motor. Tanya saja, yang beli atau kredit motor itu siapa? Mereka warga di sana yang sekarang kerja di MSAM," tutur Kusdi.
Pasar malam di desa tumbuh menggeliat, tentu ujar Kusdi seiring meningkatnya perputaran uang di sana. "Perlu disadari juga, sawit itu usaha terus-menerus. Apa coba dalam sehari yang tidak pakai minyak? Sabun juga bahan bakunya dari sawit, sampo, banyak turunannya.
Kepala Desa Sungai Pasir, Kaspul Anwar meyakinkan, sejak MSAM masuk warganya yang dulu kerja serabutan tidak punya penghasilan tetap, sekarang sudah berani kredit kendaraan. "Cek saja di dealer atau bank. Makanya kami dukung MSAM. Saya di sini bicara fakta lapangan saja," akunya.
Ia membantah jika ada tudingan perusahaan telah menggusur lahan warga. "Tidak ada perusahaan menggusur," ujarnya. Dulu, katanya, sempat disuarakan bahwa lahan transmigrasi di Sembega digusur. Kenyataannya kata Kaspul tidak ada lahan transmigrasi di Sembega (kawasan transmigran di Desa Sungai Pasir) yang digusur. "Logikanya juga tidak mungkin. Lahan transmigrasi itu sertifikat negara untuk warga," ujarnya.
Dampak positif keberadaan MSAM ini juga disampaikan Pimpinan Tahfiz Quran Ahsanu Amala As'adiyah Desa Selino, Amrullah. Di depan publik ia pernah mengatakan, MSAM telah merekrut warga sekitar untuk bekerja, serta pemanfaatan lahan yang selama ini tidak produktif.
Beberapa isu yang ditudingkan kepada MSAM, disebutkan Amrullah, juga tidak terbukti. Seperti tudingan penggusuran makam. Setelah diperiksa, kata dia, ternyata makamnya masih ada, tidak tampak ada aktivitas perusahaan di sekitar makam.
Menurut Amrullah, warga lebih mendukung perkebunan kelapa sawit ketimbang tambang batubara di Pulau Laut. Tambang batubara, sebutnya, yang bekerja hanya mereka yang punya skill. Dan juga tidak lama. “Usaha habis ketika batu habis. Sementara dampak tambang terhadap sosial budaya juga tinggi, seperti munculnya prostitusi jalanan dan lainnya,” ujarnya. Sebab itu, kata Amrullah, warga akan terus mendukung MSAM selama perusahaan dapat memberikan yang terbaik buat masyarakat.
Sementara Guru SD di Desa Selino, Saifullah juga membenarkan, sejak MSAM masuk dan warga bekerja di sana, pasar malam semakin ramai. "Pasar malam memang sudah ada sejak dulu, namun baru ramai pas MSAM masuk," ucapnya. Tentu, dengan bergairahnya pasar malam dan perdagangan setempat, kehidupan ekonomi masyarakat pun terus berputar dan hidup.(Adv)
Komitmen MSAM Rekrut Tenaga Kerja Lokal
Rabu, 23 Mei 2018 10:51 WIB
MSAM mendapat dukungan besar masyarakat yang berada di kawasan perkebunan, karena di tempat kami serapan tenaga kerja tinggi dan tidak perlu skill tertentu jika mau kerja di lapangan,