“Inovasi ini dilakukan melalui penggunaan google form untuk mempermudah para penangkar dalam mengajukan sertifikat dan layanan lainnya,” kata Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Perkebunan (BPSBP) Disbunnak Kalsel Arif Purnomosidi di Banjarbaru, Rabu.
Baca juga: Disbunnak Kalsel siapkan 17.000 ha lahan untuk swasembada pangan
Ia mengungkapkan meskipun sistem ini telah resmi diperkenalkan, pelaksanaan belum maksimal yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat penangkar terkait penggunaan google form.
“Banyak yang lebih memilih untuk berkomunikasi melalui pesan singkat. Sampai saat ini, masyarakat penangkar lebih nyaman menghubungi kami lewat aplikasi WhatsApp,” ujar Arit.
Dia menjelaskan, meskipun pihaknya telah memberikan informasi kontak melalui akun media sosial, mereka masih merasa kesulitan dalam mengisi google form, sehingga cara manual masih menjadi pilihan utama.
Baca juga: "Otak Pintar" Disbunnak Kalsel tingkatkan produksi ternak itik
Untuk meningkatkan literasi penggunaan sistem daring ini, kata Arif, BPSBP Kalsel melakukan sosialisasi secara masif, misalnya pembagian brosur dan kolaborasi dengan dinas terkait di tingkat kabupaten/kota, terutama di daerah yang memiliki banyak petani penangkar sawit dan masyarakat yang membudidayakan bibit sawit di lahan rawa.
Ia mengatakan akan bersinergi dengan Dinas Holtikultura, Tanaman Pangan, dan Perkebunan untuk memfasilitasi dan mendukung para penangkar. Meskipun ada kendala, pihaknya optimis dengan waktu dan edukasi yang tepat, masyarakat akan lebih terbiasa menggunakan sistem daring ini.
“Kami berupaya untuk memperbaiki layanan guna mendukung petani penangkar di Kalsel agar dapat beradaptasi dengan teknologi yang ada demi kemajuan pertanian di Kalsel,” ujar Arif.
Baca juga: Kalsel Expo tampilkan produk kreativitas alam dan makanan olahan