Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Selatan Suwardi Sarlan berpendapat, potensi ekonomi kreatif di provinsinya yang terdiri atas 13 kabupaten/kota memerlukan sentuhan yang lebih maksimal dari pemerintah daerah (Pemda) setempat.
Ia mengemukakan pendapat itu di Banjarmasin, Kamis, sesudah Komisi II DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) studi komparasi ke Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) beberapa hari lalu.
Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu mengaku terkesan dengan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi kreatif di "Bumi Ayam Jago Dari Timur" Sultan Hasanuddin atau Sulsel.
Pasalnya, dalam pembinaan dan menumbuhkembangkan ekonomi kreatif di "Ranah Bugis, Mandar dan Bajau" Sulsel tersebut antara Pemda setempat dengan masyarakatnya bagaikan "gayung bersambut" atau saling topang, dengan perkataan lain terjadi harmonisasi.
Menurut wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel V/Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong itu, provinsinya juga memiliki sumber ekonomi kreatif cukup potensial yang tidak jauh berbeda dengan Sulsel.
Sebagai contoh menjadi potensi kerbau rawa yang banyak terdapat di Kecamatan Pinggiran HSU sebagai ditinase wisata, ujar wakil rakyat bergelar sarjana agama tersebut.
Contoh lain potensi ekonomi kreatif berupa kerajinan rakyat yang banyak terdapat di Nagara, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalsel masih kurang maksimal mendapatkan sentuhan Pemda setempat, termasuk dari tingkat provinsi.
"Pemda dan masyarakat setempat terkesan masih kurang `max` atau bersinergi dalam menumbuhkembangkan ekonomi kreatif. Padahal ekonomi kreatif tersebut dapat mendatangkan nilai tambah," lanjutnya menjawab Antara Kalsel.
"Oleh karena itu, ke depan kita harapkan ada peningkatan kebersamaan antara masyarakat dan Pemda setempat dalam menumbuhkembangkan ekonomi kreatif agar lebih maju serta untuk meningkatkan pendapatan asli daerah," demikian Suwardi Sarlan.