Penerimaan alur Barito yang diperoleh dari "channel fee" angkutan tambang batu bara yang melintasi alur Barito selama 2011 mencapai 23,5 juta dolar AS, atau naik dibanding 2010 sebesar 20,1 juta dolar AS.
Direktur Utama PT Ambapers Kalsel, Irhamsyah, di Banjarmasin, Senin mengatakan, kenaikan pendapatan alur Barito tersebut membuat target kontribusi Alur ke Pemprov Kalsel juga naik bahkan melebihi target yang ditetapkan.
Menurut Irhamsyah, target pendapatan alur Barito pada 2011 sekitar Rp12 miliar naik dibanding 2010 sebesar Rp10 miliar.
"Dari total pendapatan tersebut diatas, realisasi kontribusi pendapata Alur Barito hingga November sebesar Rp12.344.829.639 atau telah melampaui target yang ditetapkan Dispenda," katanya.
Menurut dia, target pendapat kontribusi Alur Barito tersebut berdasarkan peraturan daerah (perda) tentang "chanel fee" yang menyebutkan Pemprov Kalsel mendapatkan kontribusi sebesar 6 persen dari pendapatan alur Barito.
Pada 2012, kata dia, ditargetkan hasil tambang dan perkebunan yang melintasi alur Barito akan naik menjadi 82,8 juta ton naik dibanding 2011 yang hanya 71,4 juta ton.
Menanggapi keinginan DPRD Provinsi Kalsel yang akan menaikkan fee alur Barito, Irham mengatakan hal tersebut sepenuhunya kewenangan DPRD apapun keputusannya pihaknya akan mendukung.
"PT Ambapers hanyala pelaksana, jadi apapun kebijakan pemerintah kita akan mendukung," katanya.
Hanya saja, kata Irhamsyah, yang perlu diperhitungkan saat ini adalah dampak pengerukan alur Barito yang membuat arus lalu lintas kapal di alur menjadi lancar.
Selain itu juga peningkatan jumlah pelayaran dari berbagai daerah baik dari Jawa Timur, Sulawesi, Jakarta dan lainnya yang meningkat tajam sejak alur Barito bisa dimanfaatkan 24 jam.
Kepala Dinas Pertambangan Kalimantan Selatan Ali Mazanie mengatakan, produksi batubara kalimantan selatan hingga November 2011 mencapai 102 juta metrik ton.
Jumlah tersebut diperkirakan akan naik hingga akhir Desember 2011 dengan demikian maka produksi batu bara 2011 bisa lebih tinggi dibanding 2010 sebesar 103 juta ton.
Berdasarkan data dinas pertambangan dan energi Pemprov Kalsel menyebutkan, dari enam belas perusahaan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B), produksi PT Adaro Indonesia sebesar 42 juta metrik ton/tahun hingga kini masih menduduki peringkat pertama.
"Kedua yaitu PT Arutmin Indonesia dengan produksi 20 juta metrik ton/tahun," katanya./B/D