Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Direktur Utama PT Ambapers H Irhamsyah mengungkapkan, untuk pemeliharaan alur ambang Sungai Barito membutuhkan dana sekitar Rp100 miliar per tahun.
"Pemiliharaan yang antara lain berupa pengerukan itu, agar pelayaran dari/ke Pelabuhan Trisakti Banjarmasin berjalan lancar," ujarnya menjawab Antara Kalsel, Rabu.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin itu menerangkan, pemeliharaan alur ambang Sungai Barito tersebut sepanjang 15.000 meter, lebar dasar 100 meter dan kedalaman minimal 5LWS.
"Dengan pemiliharaan alur kedalam 5LWS (lima meter di atas permukaan air pasang tersurut), panjang 15.000 meter dan lebar dasar 100, pelayaran dari/ke Pelabuhan Trisakti bisa 24 jam, tak lagi tergantung keadaan air pasang dalam," katanya.
Pansiunan pejabat pada Dinas Perhubungan (Dishub) Kalsel itu menyatakan, pihaknya menggunakan kontraktor VAN ORD dari negeri Belanda untuk pemeliharaan alur ambang Sungai Barito tersebut.
Begitu pula sebagai konsultan pemeliharaan alur ambang Sungai Barito yang juga merupakan pintu gerbang atau urat nadi perekonomian Kalsel tersebut, menggunakan ahli dari "negeri kincir angin" itu.
"Dalam sistem pebayaran dari hasil pekerjaan mereka meminta dalam bentuk mata uang EURO, yang nilainya melebihi dolar Amerika Serikat. Karenanya kalau dirupiahkan mencapai Rp100 miliar," ungkapnya.
Mengenai kontribusi Ambapers terhadap pendapatan daerah Kalsel, dia menyebutkan, sesuai ketentuan, enam persen dari pendapatan kotor perusahaan patungan antara Perusahaan Daerah Bangun Banua Kalsel dengan PT Pelindo III Banjarmasin.
Sedangkan komposisi saham pada PT Ambapres, sebuah perusahaan yang mengelola alur ambang Sungai Barito tersebut berbanding 60 PD Bangun Banua dan 40 persen PT Pelindo III, demikian Irhamsyah.