Pembukaan Kongres Sungai Indonesia (KSI) III di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang bertempat di eks kantor Gubernur Kalsel batal dihadiri sejumlah menteri.
KSI III yang berlangsung 1-4 November 2017 yang dihadiri peserta dari 32 provinsi itu rencananya akan dibuka Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan di Banjarmasin, Rabu.
Pembukaan acara diwakili Direktur Jenderal Sumberdaya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Imam Santoso serta Dirjen Pengendalian Pencemaran Lingkungan kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan MR Karliansyah.
Hadir dalam acara itu Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo dan Sekdaprov Kalsel H. Abdul Haris Makkie serta Wali Kota Banjarmasin H. Ibnu Sina pada acara memecahkan mayang tanda dibukanya kegiatan KSI III tersebut.
Ketidakhadiran para petinggi pemerintah pusat sempat disinggung Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo dalam paparannya bertema "Kongres Sungai Indonesia, gagasan dan pengalaman pelaksanaan di Jawa Tengah".
"Tidak mengapa acara ini tidak dihadiri para orang penting itu, yang pasti komitmen kita bersama menyelenggarakan acara ini jalan terus, meskipun misalnya hanya tiga peserta," ujarnya.
Dia pun memberikan motivasi, bahwa kongres ini sangat penting bagi bangsa, sebab tujuannya untuk menyelamatkan kebutuhan dasar manusia akan perlunya air bersih, hingga perlu dibicarakan untuk kelestariannya.
Dia mengapresiasi konsistensi diselenggarakannya acara ini hingga bisa membuahkan formulasi yang bisa menyelamatkan sumber air bagi kehidupan manusia ini terus diupayakan bersama, sebab menyatukan sikap bukan perkara mudah.
"Pada kongres pertama di Jateng antusiasme luar biasa, di kongres kedua di Jatim lebih meriah lagi, di kongres ketiga di Banjarmasin ini konsistensi semangat bersama itu makin kuat lagi," papar Ganjar.
Menurut dia, kegiatan ini akan menuai cerita yang luar biasa seperti menggelinding bola salju keseluruh bangsa, hingga terciptanya komunitas-komunitas yang cinta lingkungan dan sungai dengan tindakan positif dan kreatif.
"Hingga tercipta di daerah-daerah itu gerakan bersih-bersih sungai dan lainnya, itu karena imbas adanya kegiatan bersama ini, konsistensi tercipta," tuturnya.
Atas dasar itu, dia berharap, pemerintah pusat ada perhatian terhadap geliat masyarakat yang tanpa pamrih menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk kelestarian sungai ini, sebab ini penting bagi kemaslahatan manusia.
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina menyatakan, pihaknya mengusulkan dalam kegiatan kongres sungai ini pembentukan badan otoritas sungai.
"Karena sungai ini milik bersama, tidak mengenal batas antar daerah, sehingga harus ada deklarasi yang menjadi isu nasional, bahwa sungai adalah masa depan Indonesia dan peradapan dunia," tuturnya.
Disamping itu, Ibnu Sina ingin mengenalkan kebudayaan sungai, di mana Kota Banjarmasin yang memiliki misi akan menjadi kota sungai terbaik di Indonesia, bahwa masyarakatnya tidak bisa dipisahkan dari kebudayaan sungai.
Dalam kegiatan itu, dihadirkan parade sampan atau jukung pedagang pasar terapung yang merupakan ikon pariwisata Kalsel.
Selain itu, kegiatan pada pembukaan kongres ini diselenggarakan juga pelepasan bibit ikan patin sebanyak 10 ribu ekor di Sungai Martapura.