Rantau (ANTARA) - PT Antang Gunung Meratus (AGM), Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan menyatakan berkomitmen memperkuat pengasuhan anak berbasis komunitas melalui program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) yang diinisiasi pemerintah sebagai langkah pencegahan stunting berkelanjutan.
Site Manager PT AGM Alvensus Sihotang mengatakan, kerja sama dengan BKKBN menjadi bentuk keseriusan sektor swasta dalam mendukung pengasuhan anak sejak dini sebagai fondasi tumbuh kembang.
Baca juga: Polda Kalsel sita alat berat galian C ilegal di lahan konsesi PT. AGM
“Kami ingin menjadi pionir dari pihak swasta yang ikut mendukung program pemerintah, terutama Tamasya," ujarnya di Rantau, Kabupaten Tapin, Senin.
Ia menambahkan, stunting bukan hanya masalah gizi atau ekonomi, tetapi juga pengetahuan dan pemahaman orang tua dalam mempersiapkan tumbuh kembang anak.
Alvensus menyebutkan, PT AGM akan menurunkan tim serta menyiapkan alokasi anggaran untuk mendukung program secara bertahap agar manfaatnya terasa langsung bagi masyarakat sekitar.
“Harapan kami, peran perusahaan dan pemerintah bisa berjalan seimbang sehingga program cepat tercapai, berdampak signifikan, dan memberi manfaat yang lebih besar,” katanya menambahkan.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Selatan Farah Adibah menjelaskan, program Tamasya merupakan turunan dari Surat Edaran Bersama (SEB) Enam Menteri yang menekankan dukungan lingkungan dan sektor industri dalam penyediaan fasilitas pengasuhan anak aman dan terpantau.
Baca juga: AGM laporkan dugaan pemalsuan dokumen lahan ke Polda Kalsel
“Perusahaan berkinerja lingkungan, termasuk yang belum berstatus biru atau hijau, tetap dapat mendukung Tamasya. Hampir separuh perusahaan di Kalsel telah memiliki fasilitas penitipan anak dan respons masyarakat cukup positif,” kata Farah.
Menurut Farah, PT AGM yang telah berstatus hijau dalam kinerja lingkungan diminta tidak hanya melakukan pendampingan fasilitas penitipan anak yang sudah ada, tetapi juga menggagas pembentukan TPA pada tahun mendatang.
“Pengasuh harus bersertifikat, orang tua memahami tumbuh kembang anak, dan tersedia mekanisme rujukan jika ditemukan masalah. Program dinilai berhasil bila semua layanan tersebut berjalan,” ujarnya.
Farah menambahkan, pendampingan juga mencakup pemantauan aspek sosial dan psikomotorik anak agar perkembangan tidak terhambat serta mengurangi risiko keterlambatan adaptasi maupun komunikasi.
Baca juga: Warga Suato Tatakan dan PT AGM selesaikan sengketa sosial lingkungan
