Barabai (ANTARA) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) bersama jajaran terkait melaksanakan inpeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pasar tradisional dan distributor untuk memastikan keterjangkauan harga serta ketersediaan bahan pokok dan bahan penting lainnya.
"Hasil pantauan tim, ketersediaan pasokan bahan pokok di pasar masih aman dan harga relatif terkendali," kata Kepala Dinas Perdagangan HST Irfan Sunarko di Barabai, Kamis.
Baca juga: TPID HST sidak distributor pastikan stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok
Kegiatan sidak dipusatkan Pasar Keramat Barabai dipimpin langsung Wakil Bupati HST H. Gusti Rosyadi Elmi bersama Kepala Dinas Perdagangan Irfan Sunarko, Kepala Bulog Kantor Cabang HST Muhammad Riza Wahyudi Al-Akram, perwakilan KPPN HST, BPS HST, serta unsur Forkopimda diantaranya Intel Polres HST dan Unit Intel Kodim 1002/HST.
Adapun titik pantauan meliputi Pasar Keramat Barabai, distributor kebutuhan pokok, Pasar Birayang Kecamatan Batang Alai Selatan, serta Pasar Pantai Hambawang Kecamatan Labuan Amas Selatan.
Irfan menjelaskan, berdasarkan hasil sidak, harga bahan pokok di wilayah HST relatif stabil, diantaranya beras dijual dengan harga bervariasi mulai Rp10.500 – Rp14.000 per liter, tergantung jenis dan kualitas.
Kemudian, daging ayam ras berkisar Rp60.000 – Rp65.000 per ekor, daging sapi segar Rp145.000/kg, sedangkan daging kerbau beku Rp95.000 – Rp105.000 per kemasan.
Selanjutnya, telur ayam Rp30.000/kg, telur bebek Rp39.000/kg, bawang merah Rp50.000/kg, bawang putih Rp45.000/kg, serta harga cabai rawit masih cukup tinggi Rp70.000/kg, sedangkan cabai keriting dan cabai tiung di kisaran Rp50.000/kg.
“Kami menghimbau masyarakat agar tidak melakukan pembelian berlebihan menjelang peringatan Hari Besar Keagamaan Nasional, khususnya bulan Maulid Nabi Muhammad SAW, sehingga harga tetap stabil,” ujarnya.
Kegiatan monitoring ini juga menjadi bagian dari strategi pengendalian inflasi daerah untuk menjaga daya beli masyarakat.
Pihaknya memastikan stok bahan pokok tetap tersedia di pasar tradisional maupun distributor, sehingga tidak terjadi kelangkaan yang dapat memicu lonjakan harga.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) HST Deddy Winarno menjelaskan, perkembangan indeks harga konsumen (IHK) secara umum harga barang dan jasa di bulan Agustus 2025 cenderung turun 0,10 persen (Deflasi) jika dibandingkan kondisi harga di bulan Juli 2025.
Lebih lanjut, jika perbandingan per tahun perkembangannya cenderung naik 3,09 persen (Inflasi) jika dibandingkan kondisi harga di bulan Agustus tahun lalu.
"Kelompok pengeluaran yang memberikan kontribusi terbesar terhadap inflasi y-o-y (tahun ke tahun) adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,47 persen, diikuti oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,47 persen," jelasnya.
Baca juga: TPID Kalsel jaga inflasi 1,20 persen y-o-y pada Maret 2025
Kemudian, komoditas utama yang mempengaruhi inflasi y-o-y secara berurutan adalah ikan papuyu, bawang merah, emas perhiasan, beras, dan daging ayam ras.
Kegiatan sidak yang diikuti sekitar 20 peserta ini berjalan tertib, lancar, dan aman hingga rombongan kembali ke Kantor Sekretariat Daerah HST pada pukul 10.45 Wita.
