Banjarmasin (ANTARA) - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan (Kanwil DJPb Kalsel) mencatat provinsi ini mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 4,81 persen (yoy) hingga Juni 2025 di tengah berbagai situasi dan tantangan global.
“Di tengah ketidakpastian global yang masih membayangi, perekonomian Kalsel menunjukkan ketahanan dan capaian positif. Utamanya ketegangan geopolitik yang belum mereda, perang tarif antar negara besar, serta perlambatan ekonomi global,” kata Kepala Kanwil DJPb Kalsel Catur Ariyanto Widodo di Banjarmasin, Selasa.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi mencerminkan resiliensi ekonomi daerah dalam merespons dinamika eksternal, sekaligus menunjukkan keberhasilan menjaga stabilitas dan mendorong aktivitas ekonomi domestik.
“Sektor pertambangan dan penggalian menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi dengan kontribusi sebesar 28,33 persen terhadap total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),” ucap Catur.
Ia menjelaskan peran pertambangan yang mendominasi ini cukup strategis karena mendukung ekspor dan penyerapan tenaga kerja secara berkelanjutan.
Dari sisi pengeluaran, kata Catur, konsumsi rumah tangga masih menjadi komponen terbesar dalam struktur PDRB Provinsi Kalsel, dengan kontribusi sebesar 48,55 persen.
Dia menuturkan, tingginya peran konsumsi itu mencerminkan daya beli masyarakat yang relatif terjaga serta optimisme terhadap kondisi ekonomi ke depan.
Selain itu, neraca perdagangan internasional Provinsi Kalsel tercatat mengalami surplus sebesar 794,4 juta dolar AS. Namun mengalami penurunan pada Mei 2025 secara periode bulanan yang disebabkan peningkatan impor sebesar 56,85 persen (mtm), sedangkan untuk ekspor mengalami kontraksi tipis sebesar -1,73 persen (mtm).
“Secara keseluruhan, kinerja ekonomi Provinsi Kalsel menunjukkan arah pemulihan yang menjanjikan di tengah tekanan global yang belum mereda. Hal ini dipengaruhi penguatan sektor unggulan dan daya beli masyarakat yang terus tumbuh,” ujar Catur.
