Kotabaru, Kalsel (ANTARA) - Hampir serempat abad sejak terbentuknya Kabupaten Kotabaru yang kini merayakan hari jadinya yang ke 75 tahun, masalah air bersih selalu menjadi masalah yang bisa disebut masalah dari masa ke masa.
Bagaimana tidak, masalah kekurangan air bersih di kota Kotabaru di mana hampir setiap musim kemarau panjang, masyarakat kota sering mengalami kesulitan untuk mendapatkan pasokan air bersih yang standar untuk keperluan sehari-hari.
Baca juga: Kodim HST bangun lima titik sumur bor di Desa Pengambau Hilir Luar
Di kala kemarau kekurangan air bersih, namun saat musim hujan kelebihan air sehingga menyebabkan wilayah kota dilanda banjir. Sehingga masalah air bersih bagi Kotabaru adalah menjadi masalah klasik.
Dilandasi masalah klasik itulah, Bupati Kotabaru dan wakil Bupati Kotabaru H Muhammad Rusli dan Syairi Mukhlis berupaya untuk menyelesaikannya, melalui sejumlah program strategis.
Program yang mendapatkan prioritas tersebut dikelompokkan dalam program 100 hari kerja HM Rusli-Syairi.
Menurutnya, ketersediaan air bersih adalah kebutuhan vital yang harus mendapatkan perhatian serius.
Meskipun mungkin tidak selesai sepenuhnya dalam 100 hari, masalah ini menjadi prioritas utama untuk diatasi, karena menyangkut kebutuhan mendasar dan hajat hidup orang banyak.
Selain memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang telah dibangun, juga melakukan inovasi atau mencari sumber air baru untuk menutupi kebutuhan air bersih di Kotabaru.
Diawali melakukan survei lokasi waduk yang dapat digunakan untuk mengatasi krisis air bersih.
Bupati meminta Dinas Pekerjaan Umum setempat untuk menyusun pekerjaan Detail Engineering Design (DED) pembangunan embung, intake atau instalasi kota kecamatan (IKK) Seratak Kecamatan Pulau laut Timur.
Baca juga: DPD Juleha Kotabaru tingkatkan kualitas juru sembelih hewan kurban
Penyusunan DED Embung Seratak sudah melalui proses tahapan pengkajian studi kelayakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) dan hasilnya memenuhi kriteria embung atau intake IKK.
Tiga faktor utama hasil studi Sungai Seratak memiliki kelayakan dari segi kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.
Dari hasil kajian sudah memiliki kelayakan, namun pihaknya akan tetap memperhatikan kebutuhan warga sekitar yang menggunakan aliran Sungai Seratak sebagai sumber saluran irigasi untuk persawahan warga setempat.
Kegiatan yang dilakukan ini merupakan penanganan jangka Panjang, sebelumnya selesai menangani jangka pendek dengan membangun intake di Desa Sebelimbingan, untuk mengurangi durasi krisis air bersih di Kotabaru.
Intake IKK akan di Seratak diprediksi melayani air bersih untuk Kecamatan Pulau Laut Timur Pulau Laut Sigam dan Pulau laut utara.
Sementara itu, sumber air bersih di kota Kotabaru hingga saat ini dihasilkan dari sejumlah waduk dan embuk, di antaranya, Waduk Gunung Ulin, IPA Gunung Relly, IPA Gunung Perak, dan IPA Gunung Pemandangan.
IPA Gunung Ulin, IPA Gunung Tirawan, dan IPA Gunung Sari dan Embung Tirawan.
Baca juga: TMMD bangun jalan, air bersih hingga ketahanan pangan