Banjarmasin (ANTARA) - Pedagang menyiapkan 100 ekor sapi untuk masyarakat di Kabupaten Barito Kuala (Batola) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang hendak merayakan Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah atau 2025 Masehi.
Menjelang Hari Raya Idul Adha 2025, aktivitas perdagangan hewan kurban mulai ramai terlihat. Salah satu titik perdagangan di kawasan Jalan Trans Kalimantan, tepatnya setelah Jembatan Sei Alalak Selatan, di Berangas, Kabupaten Barito Kuala, Jumat.
Baca juga: Disbunnak Kalsel pastikan aman ketersediaan hewan kurban
Pedagang sapi kurban di lokasi tersebut H. Subani menyampaikan bahwa dirinya telah menyiapkan puluhan ekor sapi untuk dijual menjelang Hari Raya Idul Adha.
"Untuk sapi yang kita sediakan ada sekitar 50 sampai dengan 100 ekor," ujarnya saat ditemui di lapak jualan sapi kurban.
Terlihat pedagang mulai membuka lapak dan menyiapkan stok sapi kurban untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin melakukan ibadah kurban.
Pada 2025, menurut H. Subani, terjadi kenaikan harga sapi kurban berkisar antara Rp1 juta hingga Rp2 juta per ekor dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca juga: Sapi warga Kediri dibeli Presiden untuk Idul Adha
Dia menjelaskan, kenaikan tersebut disebabkan oleh meningkatnya biaya operasional, khususnya ongkos pengiriman dari daerah asal sapi seperti Kupang (Nusa Tenggara Timur) dan Madura.
"Biaya operasional sekarang naik, ongkos kirim dari NTT dan Madura ke sini juga meningkat. Jadi otomatis harga sapi ikut naik," terangnya.
Adapun rincian harga sapi kurban yang ditawarkan berdasarkan bobot, antara lain sapi berbobot 65–70 kg dijual dengan harga Rp17.000.000–Rp18.000.000, bobot 75–80 kg ( Rp18.500.000–Rp20.000.000), bobot 85–90 kg (Rp21.000.000–Rp23.000.000), dan berbobot 95–100 kg (Rp23.500.000–Rp25.000.000).
Sapi tersebut, kata H. Subani, baru tiba sekitar lima hari lalu dan langsung ditempatkan di lokasi penjualan. Dia juga memastikan kondisi hewan kurban yang dijual dalam keadaan sehat dan terawat.
"Alhamdulillah, sapi di sini sehat dan dalam kondisi baik, sapi Kami rawat semaksimal mungkin dan saya pun ikut turun langsung bersama para karyawan setiap hari untuk mengawasi kondisi sapi, agar pembeli mendapatkan kualitas terbaik," tegasnya.
Baca juga: Batola "sasaran" pencari hewan kurban di Kalsel
Meski aktivitas pembelian sudah mulai tampak, namun dia menyebutkan bahwa puncak penjualan biasanya terjadi pada H-10 menjelang Idul Adha.
"Untuk omzet dari penjualan sapi biasanya dari modal bisa mendapatkan keuntungan sekitar lima persen sampai maksimal 10 persen. Mudah-mudahan tahun ini bisa lebih baik dan bertambah dari tahun lalu," tuturnya.
Sementara itu, Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan (Disbunnak Kalsel) dan Tim Pengawasan Hewan Kurban Terpadu memantau dan memastikan aman ketersediaan hewan kurban pada 13 kabupaten/kota saat menghadapi Idul Adha 2025.
Kepala Disbunnak Provinsi Kalsel Suparmi menyampaikan Gubernur-Wagub Kalsel H. Muhidin-Hasnuryadi Sulaiman memberikan arahan guna memastikan aman ketersediaan hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah.
Baca juga: Pemkab Tapin siapkan keberangkatan 135 calon haji 2025
Menurut Suparmi ketersediaan hewan kurban mencapai 25.752 ekor, sehingga melebihi estimasi kebutuhan sebanyak 16.500 ekor pada Idul Adha 2025 di Kalsel.
Jika dibandingkan 2024, Suparmi menjelaskan ketersediaan sapi kurban terjadi peningkatan sebesar 18,17 persen dibanding 2025, hal itu mencerminkan upaya keberhasilan pemerintah daerah memastikan ketersediaan hewan kurban yang mencukupi.
“Sebagai perbandingan pada 2024, ketersediaan hewan kurban di Kalsel tercatat sebanyak 21.791 ekor dengan realisasi pemotongan mencapai 14.486 ekor,” ungkap Suparmi.
Baca juga: PLN UID Kalselteng bagikan 3.823 paket daging kurban berbagi berkah Idul Adha