Kepala Badan Pusat Statisik Kalsel Diah Utami di Kota Banjarbaru, Rabu mengatakan, turunnya NTP akibat indeks harga hasil produksi pertanian turun lebih besar dibanding harga barang/jasa.
"Penurunan disebabkan indeks harga yang diterima petani turun 0,62 persen dan indeks dibayar petani mengalami kenaikan relatif kecil yakni sebesar 0,05 persen," ujarnya.
Ia mengatakan, jika dilihat masing-masing subsektor maka dua subsektor pertanian mengalami penurunan nilai tukar yakni subsektor tanaman pangan dan subsektor tanaman perkebunan.
Penurunan nilai tukar subsektor tanaman pangan sebesar 1,02 persen dan subsektor tanaman perkebunan mengalami penurunan cukup besar mencapai 2,12 persen.
Subsektor lain mengalami kenaikan yakni subsektor hortikultura naik sebesar 0,08 persen, subsektor peternakan naik sebesar 0,39 persen dan subsektor perikanan naik 1,23 persen.
Disebutkan, penurunan subsektor tanaman pangan disebabkan turunnya indeks pada kelompok padi sebesar 1,03 persen dan palawija mengalami kenaikan indeks sebesar 0,11 persen.
Penurunan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,12 persen akibat indeks harga yang diterima petani turun sebesar 1,98 persen dan indeks harga dibayar naik 0,15 persen.
Sementara, kenaikan subsektor holtikultura disebabkan naiknya harga komoditas kelompok sayur-sayuran 0,55 persen, sedangkan buah-buahan dan kelompok tanaman obat menurun.
Kenaikkan subsektor peternakan terjadi karena naiknya indeks komoditas ternak besar 0,60 persen, ternak kecil 0,26 persen, unggas 0,44 persen dan komoditas hasil ternak 0,22 persen.
Sedangkan subsektor perikanan yang mengalami kenaikan disebabkan indeks kelompok perikanan tangkap naik rata-rata 0,92 persen dan kelompok budidaya ikan naik 1,01 persen