Banjarbaru (ANTARA) - Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Selatan bulan Oktober 2019 tercatat sebesar 94,49 atau turun sebesar 0,54 persen dibanding nilai tukar petani pada September sebesar 95.00.
Kepala Badan Pusat Statistik Kalsel Diah Utami di Kota Banjarbaru, Jumat mengatakan, turunnya NTP akibat indeks harga yang diterima petani naik dan indeks yang dibayar petani naik lebih besar.
"Penurunan disebabkan indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,13 persen dan indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,67 persen. Indeks konsumsi rumah tangga naik 0,89 persen," ujarnya.
Ia mengatakan, masing-masing subsektor mengalami penurunan nilai tukar yakni subsektor tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.
Penurunan nilai tukar subsektor tanaman pangan sebesar 0,62 persen, dimana indeks yang diterima petani 123,58 lebih rendah dari indeks yang dibayar petani sebesar 133,03, NTP-P masih dibawah 100.
Subsektor hortikultura turun 0,76 persen karena naiknya indeks harga komoditas kelompok buah-buahan 0,41 persen, dan kelompok tanaman obat turun 0,10 persen karena harga semangka dan jeruk turun.
Subsektor tanaman perkebunan rakyat mencapai 78,19 atau turun 0,52 persen. Indeks harga yang diterima naik dari 104,39 pada September 2019 menjadi 104,55 pada Oktober.
Subsektor peternakan mencapai 107,30 atau turun 0,01 persen. Hal itu karena harga yang diterima naik 0,45 persen sedangkan harga yang dibayar naik 0,46 persen sehingga NTP-TR diatas 100.
Subsektor perikanan mencapai 109,55 atau turun 0,82 persen, itu disebabkan indeks kelompok perikanan budidaya merata naik 1,57 persen walaupun perikanan tangkap turun 0,04 persen.
Sementara, dari empat provinsi yang melaporkan hasil survei pada bulan Oktober, NTP tertinggi Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 97,35 persen diikuti Kalimantan Timur sebesar 94,88 persen.
Untuk Kalimantan Selatan sebesar 94,49 persen dan Kalimantan Barat 93,96 persen. Dilihat dari naiknya NTP, Provinsi Kalimantan Barat mengalami kenaikan tertinggi 0,59 persen disusul Kalteng.