Banjarmasin (ANTARA) - Ustadz Haji Walad Haderawi menyatakan, bahwa sukses hakiki pada akhir hayat dapat mengucap kalimatullah, dalam tausiyahnya di Masjid Al Falah Komplek Bumi Pemurus Permai Banjarmasin Selatan, sesudah Shalat Subuh Senin.
Ustadz yang pernah mondok di "Darul Musthafa" Hadramaut Yaman menyatakan itu dalam kajian "Kalam Hikmah" Ibnu Athaillah Askandari - seorang ahli Sofi Mesir terkenal di dunia dan Indonesia.
"Jadi sukses yang sejatinya itu bukan karena kekayaan atau pun jabatan dan pangkat tinggi. Tetapi ketika akhir hayat dapat mengatakan kalimatullah/kalimah tauhid," tegas Ustadz Walad.
Putra dari almarhum Tuan Guru Haji Haderawi, seorang ulama terkenal di Kalimantan Selatan (Kalsel), khususnya Kota Banjarmasin itu mengatakan, seorang mukmin sejati mesti melalui rintangan.
"Rintangan tersebut, yang juga sebagai musuh manusia, sebagaimana pendapat Imam Ghazali ada empat yaitu iblis, syaithan, dunia dan hawa nafsu," kutipnya.
Namun. menurut ustadz yang menyandang gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) itu, bahwa musuh seperti iblis syaitan, dunia dan hawa nafsu tersebut bukan rintangan, tapi tantangan.
Ia menambahkan, bahwa iblis syaitan tidak pernah lalai menggoda manusia untuk menjerumuskan ke dalam neraka. "Salah satu upaya melawan atau mengatasi godaan iblis syaitan dengan membaca "ta'audz" setiap ingin memulai sesuatu.
"Pada prinsipnya setiap ingin melakukan pekerjaan jangan lupakan Allah atau selalu mendekatkan diri dengan Nya," ujar Ustadz Walad yang mengisi pengajian rutin di Masjid Al Falah tersebut setiap Subuh Senin (jika tidak berhalangan).
Sementara tantangan dunia dan hawa nafsu,. menurut dia, hal tersebut relatif sulit mengatasi. Oleh karenanya banyak orang yang "kanyamanan " (keenakan) dengan dunia lupa daratan, ujarnya.
Sebelum mengakhiri tausiyahnya, Ustadz Walad mengingatkan pula, bahwa dalam beramal ibadah hendaknya ada keseimbangan antara jumlah (kuantitas) dan mutu (kualitas).
"Sebab dalam beramal ibadah tidak semata-mata diukur dengan jumlah atau banyaknya, tetapi juga mutu lebih utama," demikian Walad Haderawi.