Barabai, Hulu Sungai Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (Pemkab HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) telah mencapai realisasi bantuan bedah rumah swadaya sebanyak 329 unit hingga Oktober dari total yang dianggarkan sebanyak 335 unit periode 2024 dengan nominal Rp8,37 miliar.
“Sebanyak 329 unit ini sudah terealisasi dan hanya finishing saja, sementara enam unit lagi berada di Kecamatan Batang Alai Timur masih proses karena pengiriman bahan paling terakhir,” kata Kepala Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) HST Nydia Damayanti di Barabai, Hulu Sungai Tengah, Jumat.
Dia menyebutkan untuk tahap finishing, rata-rata pada proses pembuatan WC. Secara keseluruhan, bedah rumah tahun 2024 ini terbagi dalam dua wilayah tersebar di tiap kecamatan, yakni di kawasan kumuh sebanyak 70 unit, dan di luar kawasan kumuh sebanyak 265 unit.
“Bantuan bedah rumah swadaya ini merupakan upaya pemerintah daerah dalam pemerataan pembangunan, baik di desa, kota, bahkan ke daerah paling ujung,” ujarnya.
Nydia menjelaskan program bantuan bedah rumah ini didistribusikan secara merata kepada masyarakat yang berhak mendapatkan. Bahkan hingga di daerah terluar juga mendapatkan bantuan.
Dia mengatakan salah satu daerah terluar yang diberikan bantuan, yakni di Dusun Awang Landas, Desa Sungai Buluh, Kecamatan Labuan Amas Utara. Meskipun pemukiman di desa ini berada di atas perairan rawa, namun sudah ada beberapa unit rumah tidak layak huni (RTLH) yang telah selesai dibedah.
Nydia memastikan bahwa penerima manfaat merupakan masyarakat yang tergolong kurang mampu, dan semua penerima manfaat juga diseleksi secara transparan dan memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh pemerintah.
Namun, kata dia, dalam realisasi bedah rumah pihaknya juga mengalami berbagai tantangan, khususnya di daerah terluar yang merupakan kawasan rawa dan jauh dari perkotaan.
Ia mengatakan di wilayah rawa ini tidak tidak bisa menggunakan transportasi darat, membutuhkan transportasi air seperti sampan atau perahu sebagai mobilisasi bahan bangunan untuk menjangkau alamat penerima manfaat, sehingga membutuhkan perjuangan baik mengantarkan bahan maupun melakukan peninjauan.
“Kami bersyukur bisa merampungkan bangunan di wilayah terluar yang sulit dijangkau, tentunya melalui kolaborasi dengan pihak pemerintah desa. Per November atau awal Desember semuanya sudah selesai, semoga tidak ada kendala,” ujar Nydia.