Banjarbaru (ANTARA) - Pemerintah Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan menangani Anak Tidak Sekolah (ATS) dan Anak Putus Sekolah (APS) guna meningkatkan kualitas pendidikan dan mencegah terjadinya permasalahan sosial.
Pemkot Banjarbaru tangani ATS dan APS cegah permasalahan sosial
Jumat, 11 Oktober 2024 21:18 WIB
Penjabat Sementara (Pjs) Wali Kota Banjarbaru Nurliani di Banjarbaru, Jumat mengatakan, langkah yang dilakukan yakni rapat koordinasi membahas program percepatan penanganan ATS dan APS itu.
"Rapat membahas tentang program yang disiapkan untuk menangani ATS dan APS sehingga bisa diambil langkah mencegah dan menangani hambatan pengembangan sumber daya manusia itu," ujarnya.
Disebutkan, data yang dihimpun Dinas Pendidikan tahun 2024 di Kota Banjarbaru terdapat 1.291 anak putus sekolah tetapi data itu masih harus dikoordinasikan sehingga bisa menjadi data dasar yang valid.
"Program yang disiapkan mencakup beberapa langkah strategis seperti identifikasi dan pendataan ATS dan APS secara langsung di lapangan, hingga intervensi sosial maupun ekonomi," ungkapnya.
Menurut Nurliani, rapat yang digelar di Aula Widyatama Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru, Selasa (8/10) juga sebagai bentuk komitmen pemkot meningkatkan kualitas pendidikan dan mengatasi permasalahan sosial.
Selain itu, sebagai upaya intensif Pemerintah Kota Banjarbaru dalam mengurangi angka anak putus sekolah, dan memastikan akses pendidikan yang merata bagi seluruh anak di Kota "Idaman".
"Program percepatan penanganan ATS dan APS itu menjadi prioritas tahun 2024, sejalan dengan slogan Banjarbaru sebagai Kota Pendidikan sehingga kami berupaya agar dapat mewujudkannya," kata Nurliani.
Dikatakan Nurliani, pelayanan bidang pendidikan adalah hak bagi seluruh anak sehingga sudah seharusnya diberikan guna memastikan setiap anak mendapat akses pendidikan yang layak dalam kehidupan.
Disisi lain, masih banyaknya ATS dan APS merupakan tantangan yang harus dihadapi bersama-sama, dan penyelesaian memerlukan kolaborasi pemerintah, sekolah, masyarakat dan juga orang tua.
"Permasalahan ini adalah masalah bersama sehingga sangat penting diambil langkah-langkah strategis dan seluruh stakeholder harus berkoordinasi untuk mencari solusi penanganannya," ucap dia.
Ditambahkan, pihaknya optimis melalui langkah-langkah yang aktif dilakukan, angka anak putus sekolah dapat ditekan dan seluruh anak dapat mengenyam pendidikan yang layak sebagai bekal masa depan.