Medan (ANTARA) - Kontingen Jawa Barat (Jabar) semakin dekat kembali mengamankan predikat juara umum setelah kini nyaman berada di posisi pertama klasemen sementara perolehan medali PON Aceh Sumut 2024.
Menurut laman resmi PON Aceh Sumut 2024, Jumat siang, Jawa Barat tercatat berada di posisi pertama dengan total 538 medali yang terdiri atas 195 emas, 161 perak dan 182 perunggu.
Jabar tercatat unggul 11 medali emas dari DKI Jakarta yang menempati peringkat kedua dengan 184 medali emas, 139 perak dan 144 perunggu dengan total 477 medali.
Kemudian di peringkat ketiga ditempati oleh Jawa Timur yang telah mengumpulkan 424 medali dengan rincian 145 medali emas, 137 perak serta 142 perunggu.
Sementara itu salah satu tuan rumah yaitu Sumatera Utara berada di peringkat empat klasemen sementara dengan total 254 medali setelah mengumpulkan 79 emas, 49 perak dan 116 perunggu.
Selanjutnya di peringkat kelima dihuni oleh Jawa Tengah yang telah mengumpulkan 71 medali emas, 59 perak dan 116 perunggu sedangkan tuan rumah lainnya Aceh berada di posisi keenam dengan 64 emas, 48 perak serta 77 perunggu.
Pengumuman juara umum PON Aceh Sumut 2024 nantinya akan diumumkan secara resmi pada upacara penutupan yang digelar di Stadion Utama Sumatera Utara, Deli Serdang, Jumat yang direncanakan dimulai sore nanti.
Tambahan emas untuk Jawa Barat
Pada Kamis (19/9), Jawa Barat tercatat mampu menambah pundi-pundi emasnya lewat berbagai cabang olahraga, salah satunya lewat bola voli indoor.
Tim putra Jawa Barat dapat mengamankan medali emas bola voli indoor setelah mengalahkan Jawa Tengah dengan skor 3-0 pada partai final di GOR Sumut Sport Center, Deli Serdang.
Meskipun begitu, torehan medali emas tak dapat diikuti oleh tim putri Jawa Barat yang harus takluk di tangan Jawa Timur dengan skor 1-3 pada pertandingan final.
Pada cabang olahraga populer lainnya, bulu tangkis, Jabar tercatat mendapatkan dua medali emas lewat ganda putra Galuh Dwi Putra/Muhammad Gibran Arfiansyah dan ganda campuran Muhammad Rafi Alayman Jafar/Farica Abela.
Selain itu, Jabar juga mendapatkan tambahan medali emas dari cabang atletik nomor maraton putra melalui pelari Rikki Martin Simbolon dengan catatan waktu 2 Jam 26 menit 27 detik.
Tambahan medali emas untuk Jabar juga hadir lewat cabang olahraga tarung derajat di mana kontingen Bumi Pasundan mampu mengamankan tiga medali emas.
Pada nomor 45,1-50kg putri, Ainun Kuswandi berhasil mengalahkan atlet Bali Ni Putu Miya Yobi dari Bali, lalu Putri Fadilah yang berlaga di final nomor 50,1-54kg putri berhasil mengalahkan Vinka Widyaningrum dari Jawa Tengah dan Andhika Dwiki dari Jawa Barat berhasil mengalahkan Gede Dicky dari Bali di nomor 58,1-61kg putra.
Rekor Kamis (19/9)
Pada Kamis (19/9) rekor tercipta pada cabang olahraga renang tim perenang DKI Jakarta yang membukukan waktu 3 menit 44,04 detik pada nomor 4x100 meter gaya ganti estafet yaitu Joe Aditya Wijaya, Jason Donovan Yusuf, Gagarin Nathaniel Yus, dan Azel Zelmi Aryalingga.
Catatan waktu tersebut sekaligus mempertajam rekor PON yang dibuat DKI Jakarta pada PON Papua 2021 dengan 3 menit 44,89 detik.
Selain itu, rekor nasional didapatkan oleh Joe Aditya Wijaya melalui nomor 200 meter gaya bebas putra dengan catatan waktu 1 menit 50,35 detik, menggeser Triady Fauzi Sidiq sebagai pemegang rekor sejak SEA Games 2013 Naypyidaw, Myanmar dengan 1 menit 50,46 detik.
Selain dari itu, pemecahan rekor juga terjadi pada cabang olahraga atletik dari nomor lompat galah putri yang ditorehkan atlet DKI Jakarta Diva Renatta Jayadi.
Diva Renatta berhasil melompat setinggi 4,2 meter pada edisi PON kali ini. Tidak hanya meraih emas, dia juga tampil perkasa dengan memecahkan rekor PON dan rekor nasional atas namanya sendiri.
Pada PON Papua 2021, atlet muda itu berhasil melompat setinggi 4 meter yang kemudian menjadi rekor PON. Sementara rekor nasional 4,17 meter yang diciptakan pada 2 Juli, juga berhasil dipatahkan.
Beberapa catatan kecil jelang penutupan PON Aceh Sumut 2024
Setelah hampir rampung penyelenggaraan PON Aceh Sumut 2024 ini, terdapat beberapa catatan kecil jelang upacara penutupan yang perlu diperhatikan oleh pihak penyelenggara.
Poin pertama adalah infrastruktur penunjang yang sempat menjadi sorotan adalah akses menuju tempat penyelenggaraan cabang bola voli indoor.
Hingga rampungnya cabang olahraga tersebut, akses jalan menuju tempat pertandingan belum 100 persen rampung dan hal ini diharapkan tidak terjadi pada penyelenggaraan PON-PON selanjutnya.
Diakui sebagai salah tempat penyelenggaraan pertandingan voli terbaik di Indonesia, GOR Bola Voli Indoor Sumut Sport Center memiliki potensi untuk menyelenggarakan pertandingan berskala nasional bahkan internasional ke depannya, namun ketika infrastruktur penunjangnya telah 100 persen selesai.
Selain infrastruktur penunjang, aspek konsumsi untuk para atlet yang berlaga sempat menjadi polemik karena tidak sesuai dengan asupan gizi yang dibutuhkan.
Hal ini perlu diperhatikan dengan baik karena atlet-atlet ini adalah aset masa depan bangsa yang perlu mendapatkan asupan gizi yang mumpuni agar dapat menjaga performa mereka.
Faktor lainnya yaitu keselamatan penonton, perangkat pertandingan dan pemain. Hal ini perlu benar-benar diperhatikan dengan baik oleh penyelenggara.
Salah satu kasus nyata adalah bagaimana aksi pemukulan yang dilakukan oleh pemain sepak bola Sulawesi Tengah kepada wasit pada babak delapan besar cabang sepak bola putra PON Aceh Sumut 2024.
Hal ini dapat dihindari seandainya pihak penyelenggara dapat memberikan pengadil lapangan yang benar-benar mumpuni dan itu dapat menghindari dugaan-dugaan negatif lainnya.
Baca juga: Angkat berat - Fitria Martiningsih lengkapi dominasi Jawa Barat
Baca juga: Kemenkominfo siapkan media center yang lebih baik untuk PON 2028
Baca juga: Dirjen IKP: PON simbol solidnya anak bangsa bekerja demi negara
Oleh Aldi Sultan
Editor: Alviansyah Pasaribu