Guru "viral" dirumahkan usai tegur Kadisdikbud Kalsel merokok saat rapat
Selasa, 10 September 2024 21:06 WIB
Masalah itu ada di Perda, apalagi kita memasuki ruangan ber-AC.
"Panitia bilang, cukup, mbak, jangan dibesar-besarkan, beliau susah orangnya. Tapi saya tidak takut karena saya benar maka saya lawan meskipun beliau kepala dinas," tegasnya.
Amalia juga menegaskan sebagai guru, berhak menyuarakan hal yang dianggapnya benar, terutama terkait aturan yang berlaku.
"Sebagai peserta rapat, saya berhak mendapatkan materi dan sudah mematuhi peraturan yang ada. Status saya sebagai guru seharusnya tidak diabaikan begitu saja," ucapnya.
Ia merasa tidak ada seorang pun dalam ruangan yang berani menegur perilaku Muhammadun. Bahkan, panitia yang bertugas tampak menganggap merokok di dalam ruangan sebagai hal biasa.
"Sebelum saya menegur, saya sudah bicara dengan panitia, dan mereka hanya tertawa seolah-olah melegalkan perilaku itu. Padahal peraturannya jelas ada," ucap Amalia.
Baca juga: Jajaran Dinas Pendidikan HSU jadi orang tua asuh anak stunting
Selang berapa hari setelah kejadian tersebut, ia juga dirumahkan oleh pihak sekolah tanpa kejelasan status pekerjaan.
"Kalau memang saya diistirahatkan untuk menenangkan diri, oke saya terima. Tapi kalau saya diskors, saya luar biasa kecewa karena merasa melakukan hal yang benar," jelasnya.
Merasa diperlakukan tidak adil, Amalia memutuskan untuk menggunakan kekuatan massa melalui media sosial agar kasus tersebut mendapatkan perhatian publik.
"Karena sekarang, kalau tidak viral, tidak ada keadilan," ujarnya.
Saat ini, belum ada kejelasan mengenai status pekerjaan Amalia di sekolahnya. Ia telah berkali-kali menanyakan kepada pihak sekolah, namun belum mendapatkan jawaban pasti.
"Senin dini hari, saya hubungi kepala sekolah, katanya status saya masih diistirahatkan," ungkapnya.
Baca juga: Kadinkes : Gema Darling dukung Batola tangani stunting
Dalam pandangannya, seorang pemimpin itu seharusnya mampu menerapkan Pancasila dalam setiap tindakan. Ia menekankan pentingnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana tercermin dalam sila ketiga Pancasila.
"Kalau orang yang berpendidikan pasti menerapkan Pancasila," katanya.
Dia juga mengungkapkan meskipun banyak rekan guru lain yang mendukungnya, namun teman sejawat tersebut enggan berbicara lantang karena memiliki tanggungan keluarga. Namun, ia berharap kasus ini bisa menjadi pelajaran bagi masa depan dunia pendidikan.
"Saya yakin, meskipun mereka diam, mereka mendukung dari dalam lubuk hati," ujarnya.
Di akhir pernyataannya, Amalia berharap agar keadilan dapat ditegakkan dan semua pihak, terutama dalam dunia pendidikan, dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila secara konsisten.
"Kemanapun saya pergi, saya selalu membawa Pancasila, bahkan saat saya ke luar negeri," pungkasnya.
Baca juga: Pemprov Segera Bangun Gedung SMA Di Pinggiran