Banjarmasin (ANTARA) - Tuan Guru Haji Abdul Syukur Al Hamidy menyatakan, bahwa Allah itu tidak kemana-mana namun ada dimana-mana, ujarnya dalam tausiah di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, sesudah Shalat Subuh Ahad.
*Oleh sebab itu, bagaimana kita memaknai bahwa Allah tidak kemana-mana dan ada dimana-mana," ujar alumnus "Darul 'Ulm " Kandangan (135 km utara Banjarmasin), ibukota Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Kalimantan Selatan (Kalsel) tersebut.
Menurut Tuan Guru yang pernah kuliah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin tersebut, dalam memaknai bahwa Allah tidak kemana-mana dan ada dimana-mana, bagaimana seorang Muslim menyeimbangkan atau belaku syukur dan sabar.
"Ketika mendapat nikmat dari Allah SWT jangan lupa bersyukur, dan saat mendapat musibah atau cobaan dari Allah harus sabar. Karena semua itu pada dasarnya dari Allah SWT," ujar mantan anggota DPRD Kalsel tersebut.
Contoh lain dari Kemahakuasaan dan Kehendak Allah atau semua itu atas ketentuan Allah yaitu keberadaan pedagang dan pembeli. "Dalam hal ini, pedagang berhajat pada pembeli, berbeda dengan Allah yang tidak berhajat kepada makhluk ciptaan Nya," lanjut Tuan Guru Abd Syukur.
"Oleh sebab itu pula, bahwa pembeli adalah raja. Karenanya pedagang harus berlaku santun dengan orang yang mau berbelanja, jika tidak akan kehilangan pembeli," tambah Tuan Guru kelahiran "Kota Dodol" Kandangan Tahun 1951 tersebut.
Dalam tausiyahnya sebulan lalu, Tuan Guru yang mengisi pengajian rutin tiap Subuh Ahad pekan pertama saban bulan tersebut mengutarakan tentang berkhidmat (maksudnya berkhidmat kepada Allah SWT).
"Pengertian berkhidmat tersebut disiplin dalam mematuhi perintah dan larangan Allah SWT," demikian Tuan Guru Syukur Al Hamidy.