Selain itu, lanjut dia, perlu diketahui bahwa wilayah Kalimantan Selatan yang terkenal dengan Pegunungan Meratus membentang cukup luas ke arah timur, selatan, barat, dan utara, telah diidentifikasi pakar terdapat sesar meratus berupa patahan batuan dengan panjang mencapai 150 kilometer.
Adip mengungkapkan bahayanya adalah jika batuan Meratus sering aktif dan pergeseran patahan semakin menggesek panjang, akan menyimpan energi yang semakin besar yang menyebabkan guncangan kuat.
Namun, kata dia, hingga saat ini belum ada penelitian yang membuktikan kapan itu terjadi, dan kekuatan getaran gempa di Kalimantan Selatan masih tergolong skala kecil berkisar magnitudo dua koma hingga lima koma.
Ia menilai saat ini masih tersimpan penumpukan energi kecil yang padat di Kalimantan Selatan yang diperkirakan akan menyebabkan gempa skala kecil pada kemudian hari.
Adip menyampaikan secara garis besar, gempa di Pulau Kalimantan belum tergolong sangat membahayakan atau belum berdampak luar biasa, sehingga para ahli geologi belum tertarik melakukan penelitian mendalam terkait gempa yang terjadi.
“Belum ada penelitian yang membuktikan terkait kapan terjadi gempa di Kalimantan, sehingga kita tidak bisa membuat prediksi yang cukup akurat. Namun, kabar baiknya adalah kekuatan magnitudo gempa di Kalimantan tergolong skala kecil,” ujarnya.
Baca juga: Gempa tektonik magnitudo 2,8 guncang Kabupaten Berau