Dikutip dari Twitter @FTalentScout, Selasa, pesepak bola milik klub Belgia KMSK Deinze itu mencetak golnya pada turnamen empat tahunan itu saat usianya menginjak 19 tahun 4 bulan 6 hari.
“Marselino Ferdinan dari Indonesia adalah pemain termuda ke-4 yang mencetak gol di Piala Asia abad ke-21,” tulis dari @FTalentScout, Selasa.
Baca juga: Indonesia takluk 1-3 dari Irak di laga perdana Piala Asia 2023 Qatar
Mantan pemain Persebaya Surabaya itu terpaut hampir satu tahun dari pencetak gol termuda Piala Asia abad ke-21 yang dipegang bintang Tottenham Hotspur di Korea Selatan Son Heung-min.
Saat itu, Son mencatatkan namanya ke papan skor saat usianya 18 tahun 6 bulan 10 hari. Kapten Spurs mulai musim ini itu, mencetak gol di Piala Asia edisi 2011 saat membantu negaranya menjebol gawang timnas India pada menit ke-81 untuk menutup kemenangan dengan skor 4-1.
“Korea Selatan Heung-min Son (Korea Selatan) - 18 tahun, 6 bulan & 10 hari. Mohanad Ali (Irak) - 18 tahun, 6 bulan & 19 hari. Magid Mohamed Hassan (Qatar)- 18 tahun, 9 bulan 1&7 hari. MARSELINO FERDINAN (Indonesia) - 19 tahun 4 bulan 6 hari,” tambah @FTalentScout.
“Salah satu hal positif terbesar Tim Garuda dalam pertandingan pembuka turnamen. Ikon masa depan sepakbola Indonesia,” lanjut cuitan @FTalentScout.
Baca juga: Marselino sayangkan keputusan wasit tak batalkan gol kedua Irak
Selain rekor itu, Marselino juga membukukan rekor lainnya yaitu menjadi pemain Indonesia termuda yang mencetak gol di Piala Asia. Ia melewati rekor yang sebelumnya dipegang oleh Ponaryo Astaman di Piala Asia 2004 yang mencetak gol di usia 24 tahun, 9 bulan, 29 hari.
Lebih lanjut, selain soal menjadi pencetak gol termuda, Marselino juga menjadi pemain pertama dari Belgian Challenger Pro League atau kasta kedua Liga Belgia yang dapat mencetak gol di Piala Asia.
“Marselino Ferdinan dari @KMSKDeinze adalah pemain pertama dari Liga Pro Challenger Belgia yang pernah mencetak gol di @afcasiancup. Garuda,” tulis dari Twitter @OptaJohan, Selasa.
Baca juga: Timnas layangkan protes pada AFC soal gol kontroversial Irak
Baca juga: Erick Thohir nilai pertahanan timnas beberapa kali kehilangan momentum
Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Irwan Suhirwandi