“Imbauan ini kami lakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan ketika jenazah almarhum Bapak Lukas Enembe tiba di Bandara Sentani dan diarak oleh keluarga beliau,” kata Yanto Eluay saat dihubungi ANTARA di Sentani, Jayapura, Selasa.
Menurut Eluay, Kabupaten Jayapura merupakan rumah besar bagi semua masyarakat dari berbagai suku di Indonesia sehingga keharmonisan dan kedamaian itu harus tetap terjaga.
“Ini masih suasana Natal sehingga kedamaian dan suka cita kelahiran Kristus patut kita syukuri dan hayati sebagai introspeksi diri ke depan, kedamaian harus kita jaga di sini,” ujarnya.
Dia menjelaskan masyarakat adat di Kabupaten Jayapura menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, persaudaraan, kedamaian, serta cinta kasih.
Baca juga: Mantan Gubernur Papua Lukas Enembe meninggal dunia
“Siapapun dia orang yang datang dan tinggal di Kabupaten Jayapura harus menghargai nilai-nilai luhur masyarakat adat di sini dengan tetap menjaga kedamaian. Apalagi ini masih suasana Natal,” tutur Eluay.
Dia menambahkan Tuhan yang memberi nafas kehidupan sehingga kapan saja diambil, harus tabah dan ikhlas atas takdir kehendak yang Maha Kuasa.
“Jangan ada masyarakat yang menganggap hidup dan mati manusia ditentukan oleh manusia lainnya, itu salah. Karena setiap yang bernyawa pasti akan meninggal dengan caranya masing-masing sebab telah digariskan oleh Allah,” ungkap Eluay.
Imbauan disampaikan karena Yanto Eluay khawatir saat penjemputan jenazah almarhum Lukas Enembe di Bandara Sentani dan diarak ke tempat disemayamkan akan terjadi anarkis dan perusakan fasilitas umum oleh oknum.
Baca juga: KPK: Lukas Enembe meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSPAD
Baca juga: Aksi demo Save Gubernur Papua Lukas Enembe berjalan kondusif