Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kepala Dinas Bina Marga Kota Banjarmasin Gusti Ridwan Sofyan mengungkapkan, rencana pembangunan jembatan kedelapan di Sungai Martapura baru bisa direalisasikan paling cepat pada 2018.
"Pasalnya tahun ini baru proses pra pembangunannya, seperti pembuatan DED, dan tahun 2017 proses pembebasan lahannya, kalau berjalan lancar," ucapnya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat.
Menurut dia, rencananya pembangunan jembatan yang menghubungkan daerah Sungai Jingah dan Sungai Bilu itu pendanaannya dibantu pemerintah provinsi atau pusat.
"Karena anggarannya sekitar Rp200 miliar, tentunya APBD kota sangat berat," ucap Ridwan.
Sebab, tutur dia, jembatan tersebut diperkirakan panjangnya sekitar 200 meter membentangi Sungai Martapura.
Sesuai uji kelayakan, ungkap dia, titiknya berada di Jalan Panglima Batur, daerah Taluk di Sungai Jingah. Sedangkan titik seberangnya dekat Mesjid Pahlawan yang berdekatan dengan rumah makan Lontong Orari, Sungai Bilu.
"Jadi kedua titik ini sangat pas di bangun jembatan untuk memecah kemacetan di daerah sana, yang kini sudah sangat padat arus lalu lintasnya," ucapnya.
Dia menyatakan, pembangunan jembatan ini akan minta bantuan pemerintah provinsi dan pusat, sebagaimana pembangunan jembatan lainnya yang sudah dilakukan di Sungai Martapura, yakni, kini ada tujuh jembatan.
Tujuh jembatan yang dimaksudnya adalah Jembatan Basirih, Jembatan RK Ilir, Jembatan Pangeran Antasari, Jembatan Dewi, Jembatan Merdeka, Jembatan Pasar Lama, dan Jembatan Sungai Bilu.
Dia menuturkan, pembangunan jembatan ke-8 yang belum diberi nama ini sudah dikomunikasikan dengan pemerintah provinsi, dan mendapat tanggapan positif.
"Intinya kita yakin pemerintah provinsi dan pusat akan membantu, sebab jembatan ini sangat penting terbangun bagi ibu kota provinsi, untuk memecah arus lalu lintas di Jalan Sungai Jingah dan Sungai Bilu yang kini sudah sangat padat," ujarnya.