Gelar bertajuk "The Beauty Of Culture From Banjarmasin To The World" itu dibuka Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina di Banjarmasin, Ahad, dihadiri pesilat dari penjuru Indonesia maupun negeri tetangga seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina dan Turki.
Baca juga: Jelujur Massal Kain Sasirangan di Banjarmasin pecahkan rekor dunia
Baca juga: Jelujur Massal Kain Sasirangan di Banjarmasin pecahkan rekor dunia
Ibnu Sina mengapresiasi semarak festival yang digelar Dinas Kebudayaan, Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Banjarmasin dan Federasi Pencak Silat Tradisional Indonesia Kota Banjarmasin tersebut.
Apalagi, para peserta sebanyak 500 pesilat yang melakukan parade Kirab Pendekar Berparang dari perguruan silat kabupaten/kota di provinsi ini hingga beberapa provinsi di Indonesia dan mancanegara tersebut.
Ibnu juga menyampaikan gelaran tersebut bersamaan dengan seminar budaya nasional, kejuaraan rebut selempang sasirangan, parade silat tradisional (Bakuntau), wisata budaya religi, parang day award, pertunjukan kolosal (kolaborasi kuntau dan ragam kesenian Banjar) serta sarasehan dan silaturahmi antar pendekar nusantara.
Ibnu juga menyampaikan gelaran tersebut bersamaan dengan seminar budaya nasional, kejuaraan rebut selempang sasirangan, parade silat tradisional (Bakuntau), wisata budaya religi, parang day award, pertunjukan kolosal (kolaborasi kuntau dan ragam kesenian Banjar) serta sarasehan dan silaturahmi antar pendekar nusantara.
Dia menilai gelar ini merupakan ajang untuk membangkitkan kembali marwah seni budaya dan tradisi lokal agar tidak tergerus oleh zaman.
Menurut Ibnu, dengan tema yang diangkat itu menggambarkan semangat yang sama untuk dapat mendorong kecantikan dan keunikan budaya lokal kota Banjarmasin agar dapat mendunia.
"Ini adalah wujud kecintaan kepada seni budaya lokal kita, ada kuntau dan silat tradisi dari berbagai macam perguruan yang ada di Banjarmasin," katanya.
Baca juga: Ribuan orang ikuti Karnaval Banjarmasin Sasirangan Festival 2023
Sebagaimana nama festival ini, senjata khas Banjar, yaitu Parang, bisa menjadi warisan budaya tak benda Indonesia dari kota Banjarmasin yang tentu tidak bisa dipisahkan dari kehidupan tradisi para pendekar Banjar dari dulu hingga kini.
Karenanya Ibnu berharap juga gelar ini tidak hanya sebagai ajang silaturahmi, namun juga dalam rangka memperkenalkan dan melestarikan kembali nilai-nilai tradisi budaya yang ada.
"Ini upaya kita untuk mengangkat budaya tradisi bela diri adat Banjar, menghidupkan kembali tradisi di hadapan anak-anak muda, generasi milenial sekarang supaya tahu bahwa kita punya tradisi kuntau dan sejenisnya," ujarnya.
Sementara itu, Presiden Federasi Pencak Silat Tradisional Indonesia (FPSTI) International Rahmansyah turut bangga dan bersyukur atas perhatian lebih yang diberikan kota Banjarmasin terhadap perkembangan seni bela diri pencak silat lewat adanya kegiatan ini.
"Sekali lagi saya sangat bangga dan bersyukur bahwa Banjarmasin peduli dan mendukung penuh atas penyelenggaraan pencak silat yang kental akan adat budaya baik di skala nusantara maupun mancanegara," ujarnya.
Karenanya dia pun berharap ada langkahnya nanti Kota Banjarmasin bisa menjadi tuan rumah pelaksanaan kejuaraan pencak silat dunia.
Baca juga: Bazar expo awali gelar Banjarmasin Sasirangan Festival 2023
Baca juga: Bazar expo awali gelar Banjarmasin Sasirangan Festival 2023