Kegiatan jelujur massal kain Sasirangan di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan memecahkan rekor dunia pada Banjarmasin Sasirangan Festival ke-7 tahun 2023.
Rekor tersebut diberikan Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (LEPRID) di
kegiatan menjelujur kain Sasirangan dengan peserta 1.000 orang bertempat di Siring Menara Pandang Sungai Martapura di Jalan Piare Tendean Banjarmasin, Minggu.
Menjahit jelujur pada kain Sasirangan adalah dijahit secara jelujur menggunakan benang dengan jarak satu sampai dua milimeter atau bisa lebih. Benang-benang yang terdapat pada setiap jahitan pola, kemudian ditarik (jelujur) sampai membentuk kerutan-kerutan.
Kegiatan ini dilaksanakan serentak para Kader TP-PKK Kota Banjarmasin, PKK Kecamatan, tenaga pendidik serta peserta didik di sejumlah Sekolah Menengah Pertama Kota Banjarmasin.
Kegiatan pemecahan rekor dari LEPRID tersebut dibuka langsung Wakil Walikota Banjarmasin H Arifin Noor, turut hadir Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Kemenparekraf RI, Raden Kurleni Ukar, Direktur LEPRID Paulus Pangka SH.
Wakil Wali Kota Banjarmasin H Arifin Noor mengucapkan terimakasih tak terhingga kepada seluruh stakeholder yang berperan dalam penyelenggaraan Rekor tersebut.
Dia menyatakan, hasil ini berkat kolaborasi seluruh lapisan, mulai dari pemerintah, para guru hingga peserta didik dan masyarakat pada umumnya.
"Tidak lupa saya ingin berterimakasih kepada para panitia yang sudah bekerja keras untuk suksesnya acara ini, semoga dengan pemecahan rekor ini, bisa lebih memperkenalkan lagi Sasirangan sampai ke luar daerah dan luar negeri," ujarnya.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Kemenparekraf RI Raden Kurleni Ukar mengaku sudah tiga hari berada di Kota Banjarmasin menyaksikan gelar Banjarmasin Sasirangan Festival 2023 dari 10--12 Maret ini.
Dia pun mengaku banyak mendapatkan ilmu serta pelajaran khususnya dalam pembuatan kain Sasirangan.
"Ya di sini saya banyak sekali belajar Sasirangan dan ini memang karya yang membanggakan bagi Banjarmasin perlu dilestarikan dan perlu diberikan nilai tambah untuk bisa menjadikan ini pariwisata," ujarnya.
"Tadi banyak sejarahnya dan ini kalo bagi kami harus di bungkus menjadi story nomik, bagi pariwisata inilah yang bisa membedakan, unik untuk wisatawan baik manca negara maupun wisatawan lokal," tambahnya.
Adapun Direktur LEPRID Paulus Pangka SH mengungkapkan, terkesan di Kota Banjarmasin dalam pemecahan rekor tersebut hanya butuh persiapan waktu sehari.
"Hari ini kami diundang, sehari yang lalu dan saya tidak percaya biasanya kalo buat rekor itu biasa tiga bulan sebelumnya mengajukan permohonan, hanya Kota Banjarmasin yang satu hari menyampaikan dan ternyata hari ini kita saksikan bersama bagaimana adik-adik kita, bapa dan ibu guru semua memberikan pendidikan edukasi kepada kita," katanya.
Paulus Pangka turut bangga dengan para pendidik, di mana semuanya memberikan edukasi untuk terus mewariskan leluhurnya, termasuk melalui Sasirangan yang sangat luar biasa tersebut.
"Selama ini saya memakai topinya kemana saya pergi, ke Semarang saya memakai topi yang terbuat dari kain Sasirangan kemudian kainnya juga, lalu orang bertanya apa kamu sudah lihat bagaimana prosesnya dan hari ini kita saksikan bersama bagaimana menjelujur ini," ungkapnya.
"Jadi ini adalah rekor baru dengan nama menjelujur kain Sasirangan dengan peserta terbanyak berdasarkan perhitungan kami 1000 lebih, jadi terimakasih kepada bapa dan ibu guru beserta adik-adik pelajar semua yang telah berhasil menciptakan sejarah baru dalam peradaban bangsa Indonesia," ujarnya.