Hanifah pun menyimpulkan konsep pemulihan ekosistem gambut dengan cara mengembalikan dan mengelola air, melestarikan hutan, memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat dan terakhir penegakan hukum bersama instansi lintas sektoral.
Lebih lanjut, Hanifah memaparkan ekosistem gambut memegang peran penting untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Menurut dia, lahan gambut menyimpan karbon dua kali lebih banyak dari hutan di seluruh dunia dan empat kali dari yang ada di atmosfer.
Lahan gambut, lanjut dia, juga dimanfaatkan sebagai lahan untuk mengelola pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan lain sebagainya.
Namun, Kadis LHK Kalsel itu menyayangkan pemilik lahan gambut masih minim memiliki pengetahuan tentang manfaat gambut dan menerapkan praktik pertanian yang tidak berkelanjutan dengan cara melakukan pembakaran untuk pertanian komoditas tertentu.
Baca juga: BRGM tingkatkan ekonomi masyarakat di sekitar lahan gambut
Ketika lahan gambut terbakar, dikatakan Hanifah, maka sejumlah besar karbondioksida akan terlepas ke atmosfer, dan berkontribusi terhadap perubahan iklim serta masalah kesehatan masyarakat dan menambah sulit pemadaman api yang membakar lahan dan hutan.
Selama beberapa bulan, Kalimantan Selatan mengalami dampak karhutla yang cukup parah atau berada pada posisi kuning (kurang sehat) bahkan merah (tidak sehat) berdasarkan data ISPU.
"Salah satu masalahnya adalah kebakaran di lahan gambut yang sulit dipadamkan," ujarnya.
Lestarikan Gambut
Guru Besar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta Prof. Azwar Maas menyampaikan Pemprov Kalsel harus menjaga luas dan kelestarian lahan gambut.
Azwar mengungkapkan Kalsel memiliki lahan gambut yang luas berkaitan dengan provinsi lain di Kalimantan, seperti Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Timur.
Baca juga: Eco Fesyen Indonesia kembangkan kerajinan purun Sumsel
Jika lahan gambut rusak, maka berakibat fatal, yakni ancaman bencana banjir besar karena lahan gambut merupakan daerah penyerap air yang terbesar.
Saat ini, ancaman terbesar kerusakan lahan gambut karena perkebunan tidak ramah lahan gambut, serta kebakaran hutan dan lahan.
"Kebakaran hutan dan lahan gambut itu tidak karena alami, itu murni dibakar orang," tegas Azwar.
Untuk memperbaiki lahan gambut akibat kebakaran atau lainnya, Azwar menyarankan melalui penanaman tanaman penutup tanah.
"Seperti tanaman sayur-sayuran, kan bisa rapat ditanamnya," ucapnya.
Dia tidak menyarankan menanam pepohonan keras yang tidak ramah dengan lahan gambut termasuk pepohonan yang boros menyerap air, seperti kelapa sawit.
Baca juga: BRGM Kalsel dorong pengembangan UMKM daerah gambut
Azwar juga menegaskan penanganan gambut juga terkait kejelasan kepemilikan lahan sehingga ada pihak pengelola yang bertanggung jawab.
Dia pun menyampaikan pemerintah daerah memiliki peranan penting untuk melestarikan dan menyelamatkan lahan gambut.
Sedangkan, Badan Restorasi Gambut Mangrove (BRGM) bentukan pemerintah pusat, dikatakan Azwar, sebagai lembaga yang memfasilitasi dan koordinasi lintas sektoral.
Intervensi Restorasi Gambut
Sementara itu, Kepala Kelompok Kerja Monitoring, Evaluasi dan Pengembangan Data Badan Restorasi Gambut Mangrove (BRGM) Dian Nur Amalia menyebutkan pihaknya telah melakukan berbagai intervensi restorasi gambut, di antaranya memantau tinggi muka air tanah di lahan gambut.
Kalsel optimalkan upaya selamatkan ekosistem lahan gambut
Senin, 23 Oktober 2023 16:57 WIB
tanpa membakar lahan gambut