"Aturan ini dibuat untuk masa depan transportasi di Kota Banjarmasin yang terencana," ujar Afrizaldi di Banjarmasin, Kamis.
Baca juga: Pemprov Kalsel dukung LPP RRI transportasi multiplatform untuk Indonesia Maju
Baca juga: Pemprov Kalsel dukung LPP RRI transportasi multiplatform untuk Indonesia Maju
Afrizaldi mengatakan luas kota ini yang hanya sekitar 98 kilometer persegi sebagai kota yang sangat padat dan sibuk, sehingga harus memiliki jalur transportasi publik yang terencana.
"Kalau kita biarkan seperti ini terus, kemungkinan 10 tahun kedepannya terjadi kemacetan parah," ucap Afrizaldi.
Karena itu, ucap Afrizaldi, pembahasan Raperda tentang penyelenggaraan transportasi ini difokuskan terkait penataan dan perencanaan ke depan tersebut, tidak hanya masalah jalur darat, namun juga terkait jalur sungai.
"Hingga ada konektivitas keduanya, sebab kota ini berjuluk kota seribu sungai," tutur Afrizaldi.
Sebenarnya, ungkap Afrizal, jalur transportasi Kota Banjarmasin itu awalnya melalui sungai, karena pemukiman penduduk rata-rata di pinggiran sungai.
"Jadi adanya jalan darat ini saat terjadi kemajuan pembangunan, tapi secara kearifan lokal, sungai merupakan jalur transportasi di Kota Banjarmasin," tutur Afrizaldi.
Baca juga: Pemkot Banjarmasin usulkan Raperda Penyelenggaraan Transportasi
Baca juga: Pemkot Banjarmasin usulkan Raperda Penyelenggaraan Transportasi
Oleh sebab itu, kata Afrizal, pihaknya sebagai panitia khusus (Pansus) Raperda tersebut bersama pemerintah kota berupaya merumuskan keterkaitan tersebut, selain terkait perbaikan kualitas transportasi umum atau BRT Trans Banjarmasin dan lainnya.
Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin Febry Graha Utama menyampaikan, pengelolaan transportasi di Kota Banjarmasin memiliki keunikan tersendiri, karena ada jalur darat dan sungai yang masih eksis.
Karenanya, ucap dia, Pemkot Banjarmasin ingin mengatur konektivitas keduanya tersebut, sehingga pembangunan infrastruktur kedepannya terarah dan bersinergi.
Menurut Febry, langkah itu memang sudah dilakukan pemerintah kota dengan membangun beberapa dermaga sebagai konektivitas pelayanan transportasi umum antara darat dan sungai.
"Seperti di Siring Sungai Martapura di Jalan Piare Tendean itu, dibangun dermaga sungai yang konektivitas dengan jalur Trans Banjarmasin," ucap dia.
Baca juga: Kota Banjarmasin koneksikan moda transportasi sungai dan darat