Banjarmasin (ANTARA) - "Si Melon ' atau gas tabung isi tiga kilogram di Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) sudah sekitar sebulan lalu sampai kini masih sulit mendapatkan dan harga jauh di atas normal.
Pantauan Antara Kalsel di Banjarmasin, Ahad melaporkan, sejak sekitar satu bulan lalu hingga kini warga masyarakat "kota seribu sungai" masih sulit mendapatkan Si Melon.
Baca juga: Polda Kalsel bagikan 777 LPG 3 kg gratis sambut Hari Bhayangkara ke-77
Kalau pun ada harga Si Melon itu jauh di atas normal, apalagi dibandingkan dengan ketentuan harga eceran tertinggi (HET) atau pangkalan.
Sebagai contoh harga Si Melon di Kelurahan Pemurus Dalam Banjarmasin Selatan per tabung bekisar antara Rp25.000 -;Rp30.000, sedangkan harga di pangkalan Rp17.500 (sebelum perubahan).
Sementara di pangkalan tak lama buka sudah tutup dengan alasan habis, kendati tanpa terlihat pembeli berjubel atau antrian, tapi di warungan ada yang jual Si Melon tersebut Rp28.000 dsn Rp30.000.
Padahal warung atau kios yang menjual Si Melon Rp28.000/tabung berdampingan dengan pangkalan. Begitu pula seperti di Jalan Pemurus (masuk wilayah Kabupaten Banjar Kalsel) yang menjual Rp30.000 berdekatan dengan pangkalan.
Kesulitan serupa mendapatkan Si Melon di wilayah Banjarbaru (sekitar 35 kilometer dari Banjarmasin), walaupun ada harga minimal Rp35.000/tabung seperti di Kecamatan Landasan Ulin.
Baca juga: Dinas akan cabut izin pangkalan elpiji tak layani warga miskin
Sedangkan warga di daerah hulu sungai atau "Banua Anam" Kalsel mereka tidak ambil pusing, kalau Si Melon tak ada menggunakan kayu bakar seperti halnya di Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) terutama yang tinggal di pinggiran Meratus.
Bahkan, pengakuan seorang warga Kecamatan Batu Benawa menggunakan kayu bakar lebih murah bila dibandingkan dengan gas Si Melon.
"Harga Si Melon sekarang Rp40.000/tabung harga warungan,. sedangkan kayu bakar Rp35.000/seratus pangkih (potongan kecil) dengan masa pemakaian hampir sama," ujar Abdullah, warga Batu Benawa.