"Kami mengantisipasi karena kasus ISPA meningkat seiring kabut asap yang muncul akibat karhutla," ujar Kabid Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Banjar Seger di Martapura, Jumat.
Seger menyebutkan jumlah kasus ISPA sejak Januari 2023 sebanyak 3.256 kasus dan Februari juga sama jumlahnya mencapai 3.256 kasus.
Memasuki Maret menjadi 3.009 kasus dan mengalami penurunan pada April sebanyak 2.890 kasus kemudian Mei (3.099 kasus), Juni (2.790 kasus) dan Agustus naik signifikan menjadi 4.249 kasus.
"Data terakhir yang kami himpun masih sampai bulan Juli, sedangkan data bulan Agustus masih direkap dan bisa diketahui awal September. Kemungkinan kasusnya mengalami kenaikan," ucapnya.
Menurut Seger, langkah yang telah dilakukan seperti menyampaikan imbauan kepada masyarakat agar waspada ISPA dan membuat surat edaran kepada setiap Puskesmas agar bertindak cepat melayani.
Ditekankan, masyarakat diimbau waspada terhadap kabut asap yang memenuhi udara karena berpotensi menyebabkan gangguan saluran pernapasan yang bisa menyebabkan kematian jika kondisinya parah.
"Kami mengimbau masyarakat selalu waspada dan menggunakan masker saat beraktivitas. Petugas di setiap puskesmas juga diminta siap sedia melayani masyarakat yang terkena ISPA," ungkapnya.
Dikatakan, pihaknya juga meminta setiap puskesmas menyediakan stok masker sehingga jika ada pasien menderita ISPA maupun keluarganya bisa diberikan masker mencegah penyebaran penyakit.
"Puskesmas kami minta menyiapkan stok masker karena bisa saja terjadi peningkatan kasus sehingga perlu masker untuk mencegah penyebaran virus. Petugas harus bertindak cepat dan tepat menangani," pesannya.
Ditambahkan, saat ini stok masker yang tersedia di Dinas Kesehatan sebanyak 20 box berisi 100 masker dalam setiap box dan persediaan masker di gudang farmasi Dinkes Banjar sebanyak 20.000 buah.