"Kami menerima informasi warga Cempaka yang kesulitan air bersih saat melakukan reses pada empat kelurahan. Rata-rata keluhan terkait kesulitan air bersih akibat kemarau," ujarnya di Banjarbaru, Senin.
Menurut Taufik, pihaknya melakukan reses sesuai Daerah Pemilihan di wilayah Kecamatan Cempaka yang meliputi empat kelurahan yakni Kelurahan Palam, Bangkal, Sungai Tiung dan Kelurahan Cempaka.
Disebutkan politisi Partai Golkar itu, ada enam titik yang dikunjungi pada reses yang dilakukan 15-20 Agustus 2023 yakni satu titik di Kelurahan Palam, dua titik di Bangkal, dua titik Sungai Tiung dan satu di Cempaka.
"Kami berupaya menjaring aspirasi masyarakat dan paling banyak yang disampaikan adalah kesulitan air bersih karena selama ini warga di Cempaka mengandalkan air sumur untuk sehari-hari," ungkapnya.
Ditekankan Taufik, musim kemarau tahun ini diprakirakan berlangsung lama sehingga pihaknya berupaya mencari solusi baik jangka pendek maupun jangka panjang mengatasi kesulitan yang dirasakan warga.
"Solusi jangka pendek melalui suplai air yang dilakukan oleh PT AM Intan Banjar sehingga kesulitan air bersih yang dirasakan warga berkurang dan mereka bisa menjalankan aktivitas sehari-hari," ucapnya.
Dikatakan, solusi jangka panjang adalah menambah jaringan pipa air bersih yang dilakukan PT AM Intan Banjar sehingga bisa menyuplai air meski pun di musim kemarau dan warga tidak lagi mengeluh.
Ditambahkan, pihaknya juga minta aparatur kelurahan dan kecamatan Cempaka melakukan pemetaan kawasan rawan kesulitan air bersih sehingga bisa terdata dan dipasangi jaringan pipanisasi di kawasan itu.
"Kami mendorong PT AM Intan Banjar untuk menambah jaringan pipanisasi ke pemukiman warga namun tetap menunggu pemetaan kawasan rawan air bersih dari pihak kelurahan dan kecamatan," kata dia.
Taufik meminta, apabila jaringan pipa bisa mencapai permukiman warga yang kesulitan air bersih maka diminta bisa dibantu PT AM Intan Banjar untuk diberikan keringanan membayar biaya pemasangan.
Salah seorang warga Kelurahan Sungai Tiung Ibu Mahri mengatakan, kesulitan air bersih dirasakan warga setiap tahun jika musim kemarau melanda Kota Banjarbaru yang kini menjadi ibukota Provinsi Kalsel.
"Sejak beberapa tahun terakhir, kami kesulitan air bersih akibat kemarau dan berharap ada solusi baik jangka pendek maupun jangka panjang sehingga keluhan warga tidak lagi berulang setiap tahun," katanya.