Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Riyadh memfasilitasi pertemuan daring antara produsen produk perikanan Indonesia, Sembada dan importir Arab Saudi, Wadina untuk menjajaki peluang pasar produk perikanan di Arab Saudi.
Atase Perdagangan KBRI Riyadh, Gunawan mengatakan bahwa Wadina meminta bantuan pihaknya untuk mendapatkan suplai ikan beku dari Indonesia sebagai bagian dari ekspansi bisnis mereka.
"Wadina berminat mengimpor produk filet ikan dari Sembada dalam berbagai ukuran," ujar Gunawan melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Persyaratan yang diajukan oleh Wadina adalah produk-produk filet ikan tersebut harus sudah mendapatkan lisensi dari Saudi Food and Drug Authority (SFDA), baik secara produk maupun Unit Pengelolaan Ikan (UPI) dan mendapatkan kesepakatan harga yang kompetitif.
"Jika syarat tersebut dipenuhi, Wadina akan menaikkan secara bertahap jumlah impor produk perikanan dari Indonesia," kata Gunawan.
Sembada merupakan perusahaan pengolahan produk ikan demersal beku, ikan pelagis, cephalopoda, udang, slipper lobster, dan udang. Sembada mulai beroperasi sejak 2012 dan berlokasi di Sobontoro, Tambakboyo, Tuban, Jawa Timur.
Fokus bisnis utama Sembada adalah pengolahan dan ekspor ikan beku ke pasar internasional. Dalam sebulan, Sembada mengekspor lebih dari 30 kontainer ke luar negeri. Bahan baku olahan diambil dari nelayan tradisional dan modern dari Indonesia bagian barat hingga Indonesia bagian timur dan sekitar Laut Jawa.
Sementara itu, Wadina merupakan salah satu perusahaan makanan terpercaya di Arab Saudi yang bergerak di bidang impor, pemasaran, dan distribusi bahan makanan segar, beku, dingin, dan kering ke seluruh wilayah Arab Saudi.
Untuk mengembangkan dan ekspansi bisnis makanan, Wadina bekerja sama dengan pemasok yang kredibel. Sebagian besar merupakan perusahaan multinasional dengan rekam jejak pasar global yang mapan.
"Wadina akan terus memperluas dan meningkatkan produk perikanan laut yang berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat Arab Saudi dalam skala global. Ekspansi Wadina kami lihat sebagai upaya menjadikan pasar produk perikanan di Arab Saudi makin menjanjikan bagi produk dari Indonesia," ujar Gunawan.
Arab Saudi merupakan mitra dagang produk perikanan nomor 20 bagi Indonesia. Berdasarkan data statistik perdagangan untuk ekspor produk perikanan (ikan dan udang), pada 2022 Indonesia mengekspor produk perikanan ke Arab Saudi sebesar 1,01 juta dolar AS dan pada 2021 sebesar 932 ribu dolar AS.
Sementara itu, Arab Saudi mengimpor produk perikanan dari dunia pada 2022 sebesar 138,51 juta dolar AS, pada 2021 sebesar 374,12 juta dolar AS, dan pada 2020 sebesar 374,18 juta dolar AS. Artinya, pada 2022 Indonesia baru memasok 0,73 persen kebutuhan ikan di Arab Saudi.
Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk meningkatkan ekspor produk perikanan ke Arab Saudi. Negara pemasok ikan terbesar ke Arab Saudi pada 2021 adalah Yaman (71,5 juta dolar AS), Norwegia (64,16 juta dolar AS), Persatuan Emirat Arab (43,13 juta dolar AS), Myanmar (42,78 juta dolar AS), India (26,17 juta dolar AS), dan Oman (25,42 juta dolar AS).
Baca juga: Arab Saudi incar produk porang Indonesia
Baca juga: Mendag satukan pengusaha Indonesia dan Arab tingkatkan perdagangan
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Faisal Yunianto