Ambon, Maluku (ANTARA) - Calon Jamaah Haji tuna netra asal Kota Ambon Jania Pari binti Abdul Azis Pari (66) bersyukur dapat mewujudkan mimpi berangkat ke Tanah Suci.
"Setelah menanti selama 10 tahun saya menjadi satu dari 314 JCH Kota Ambon yang akan berangkat ke Tanah Suci memenuhi panggilan Allah SWT di musim haji 1444 Hijriah," kata Jania di Ambon, Rabu.
Berbagai persiapan dilakukan Jania, menghafal doa, cara mengerjakan rukun haji dan lain sebagainya terus dipelajarinya tanpa rasa bosan, karena penantian untuk menyempurnakan rukun Islam dapat terwujud di tahun ini.
"Mama hanya berharap bisa laksanakan semua rukun dengan baik dan bisa kembali menjadi haji yang mabrur," katanya.
Ia mengaku, keterbatasan melihat tidak menjadi penghalang untuk melaksanakan ibadah, karena ada petugas haji maupun JCH lain yang akan menolong.
"Seng (tidak) apa-apa kan ada petugas haji dan teman-teman sekampung juga, Beta (saya) pasti kuat jalani ibadah karena ini merupakan panggilan Allah SWT," ujarnya.
Baca juga: Jamaah calon haji Kota Ambon diberikan bantuan uang saku
Jania menuturkan, awal mendaftar sebagai calon jamaah haji kota Ambon, dirinya dalam kondisi fisik yang sehat dan bugar, tetapi berjalan waktu di tahun 2020 saat pandemi COVID -19 melanda dunia termasuk Maluku, ibu enam orang anak mengalami kehilangan penglihatan.
Meski sudah tidak dapat melihat indahnya dunia, perempuan asal Negeri Liang kabupaten Maluku Tengah, tetap semangat untuk berangkat ke tanah suci terus membara di hati dan pikiran dengan harapan bisa masuk dalam kuota haji di tahun 2023.
"Alhamdulillah di tahun 2023 beta jadi jamaah calon haji, walaupun tanpa didampingi anggota keluarga, Beta senang akhirnya bisa naik haji, biar seng bisa melihat tapi bisa merasakan. Mama sangat senang dan bahagia karena 10 tahun penantian terjawab sudah," tuturnya.
Ketua Kloter 33 JCH Kota Ambon, Abdul Gani Rehalar menyatakan, pelayanan kepada JCH tetap dilakukan sesuai standar yang ada.
Pelayanan dan perhatian untuk jamaah, akan dilaksanakan dengan melibatkan petugas dalam kloter, petugas pelayanan umum, kesehatan, dan pembimbing ibadah.
Petugas haji katanya melaksanakan tugas dengan ikhlas dan tidak membeda-bedakan jamaah dalam memberi layanan.
“Saya ingatkan supaya petugas tetap ikhlas dan semangat dalam melayani tamu Allah.Saling bekerjasama dalam melayani tamu Allah,” katanya.
Baca juga: Sudirman, penyandang disabilitas yang naik haji dari jual pulsa
Baca juga: Fasilitas di Tanah Suci mudahkan jamaah disabilitas beribadah
Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Budhi Santoso