Banjarmasin (ANTARA) - Ketua Unit Kerja Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK), Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Selatan, Muhammad Ardani menyampaikan, BKKBN berupaya mendukung lansia dapat hidup mandiri, tidak tergantung pada orang lain, melalui program sekolah Lansia.
Pada keterangan tertulis BKKBN di Banjarmasin, Rabu. Disampaikan Upaya untuk menjadikan lansia mandiri itu, dilakukan dengan cara melaksanakan program Sekolah Lansia.
Baca juga: Info Haji - Kemenkes: Stimulasi kognitif cegah demensia pada calon haji lansia
Untuk itu Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Selatan, melaksanakan sosialisasi pelaksanaan sekolah lansia sekaligus orientasi pendampingan perawatan jangka panjang (PJP) Lansia, yang berlangsung di salah Satu hotel berbintang di Banjarmasin, pada Selasa (6/6).
Lebih lanjut Ardani, mengatakan, Fase bonus demografi di Kalimantan Selatan (Kalsel) diperkirakan mencapai puncaknya di sekitar tahun 2030.
pasca fase tersebut, Kalsel akan dihadapkan dengan persoalan baru, yakni bertambahnya jumlah penduduk berusia lanjut. Itu artinya, akan ada penambahan besar-besaran jumlah Lansia yang mengalami penurunan produktifitas.
Berdasarkan data Sensus Penduduk 2020 Badan Pusat Statistik (BPS), saat ini saja, jumlah Lansia di Kalsel mencapai 9 persen dari total 3,4 juta jiwa penduduk.
Menurut Ardani, dengan semakin meningkatnya jumlah lansia, pemerintah dan masyarakat harus sigap melakukan pendampingan jangka panjang terhadap lansia.
Baca juga: Wabup Banjar dorong lansia tangguh fisik mental dan sosial“Oleh karena itu pemerintah melalui BKKBN jauh jauh hari mengingatkan untuk mengayomi lansia, sehingga usia harapan hidup dapat meningkat,” kata Ardani.
Melalui Sekolah Lansia, para lansia di ajarkan 10 materi pokok, di antaranya terkait tentang kegiatan Spiritual, Kesehatan, Fisik, Teknologi Informasi, Ekonomi Pemberdayaan, Sosial dan Lingkungan.
Untuk saat ini, sekolah lansia baru terbentuk di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), dengan nama sekolah lansia Asyifa, dengan jumlah siswa dan pendamping mencapai 50 orang.
Hampir Satu tahun berjalan, sekolah lansia dilaporkan telah memberikan dampak positif bagi para peserta, oleh karena itu BKKBN telah menawarkan program sekolah lansia itu, kepada Kabupaten/Kota Lainnya, dengan harapan sekolah lansia juga bisa dilaksanakan di daerah lainnya di Kalimantan Selatan.
Ardani, mengungkapkan, tujuan akhir dari Sekolah Lansia itu, untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku lansia terhadap kesehatan, kedekatan lansia pada nilai spiritual, harapan hidup yang berkualitas, tangguh dan berdaya guna, serta maningkatkan kebahagiaan dan kemandirian lansia.
“jangan sampailah para lansia itu nantinya di tempatkan di panti jompo, kan kasian itu, makanyakan ada Bina Keluarga Lansia (BKL), yang dibina itu sebenarnya keluarga yang memiliki lansia,”ungkap Ardani.
Ardani menambahkan, melalui program Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL), pihaknya telah melakukan pendampingan Lansia dan keluarga yang memiliki Lansia, melalui berbagai pelatihan yang diberikan.
Baca juga: Kemenag: JCH Kalsel 2023 usia di atas 82 tahun lebih 190 orang