Panas menyengat selama musim kemarau 2011 membuat beberapa daerah di Kalimantan Selatan selalu dilanda kebakaran dan hingga September titik api telah mencapai 987.
Kepala Dinas Kehutanan Kalsel Suhardi Atmoredjo di Banjarmasin, Senin mengatakan, jumlah titik api tersebut meningkat tajam dibanding pada 2010 yang hanya sekitar 111 titik api.
"Cuaca yang cukup panas disertai dengan aktivitas pembakaran lahan untuk pertanian menjadi salah satu faktor meningkatnya jumlah titik api di Kalsel," katanya.
Dari jumlah tersebut di atas, kata Suhardi, 20-30 persen merupakan kebakaran di dalam kawasan hutan dan sisanya adalah kebakaran perumahan dan pembakaran lahan untuk pertanian.
Pada saat musim kemarau, jumlah titik api di Kalsel bisa mencapai 60 titik api per hari, namun dengan turunnya hujan dalam beberapa hari terakhir titik api turun hingga 50 persen.
"Dalam beberapa hari terakhir titik api hanya berkisar antara 30 titik api," katanya.
Beberapa daerah yang titik apinya cukup tinggi yaitu Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Hulu Sungai Utara (HSU).
Kendati terjadi peningkatan jumlah titik api, namun selama 2011 kabut asap yang ditimbulkan akibat kebakaran lahan belum sampai mengganggu penerbangan seperti yang terjadi pada 2009.
"Peningkatan jumlah titik api, tetapi tidak separah 2009," katanya.
Dengan demikian, kata dia, keinginan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BLHD) Pemprov Kalsel untuk melakukan hujan buatan belum diperlukan.
Menurut dia, hujan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir hampir merata di seluruh wilayah Kalsel, sehingga hujan buatan dikhawatirkan hanya akan menjadi proyek yang sia-sia dan hasilnya pun tidak akan maksimal.
"Biaya hujan buatan itu cukup mahal bisa mencapai ratusan juta rupiah, saya rasa dengan turunnya hujan dalam beberapa hari terakhir, proyek tersebut tidak diperlukan," katanya.
Sebelumnya, Kepala BLHD Kalsel Zainal Ariffin merencanakan untuk melakukan hujan buatan mengatasi bencana kekeringan di beberapa daerah akibat kemarau panjang.
Beberapa daerah, termasuk kota Banjarmasin sebelumnya mengalami krisis air bersih, karena air sungai yang surut sehingga air laut masuk ke sungai.
Hal tersebut membuat warga kesulitan untuk mendapatkan air bersih, begitu juga dengan PDAM.
Cuaca panas juga menyebabkan di Kalsel sering terjadi kebakaran permukiman, bahkan di Banjarmasin hampir setiap hari puluhan warga kehilangan tempat tinggal akibat amukan si jago merah.*C