Sejak dua bulan lalu warga Tapin beramai-ramai menggelar permainan "Badandang", yaitu sebuah layang-layang raksasa yang biasa disebut warga dengan layangan Dandang, salah satu tradisi unik warga Tapin yang disukai banyak warga disaat musim kemarau.
Hampir setiap pekan di kawasan berbeda di Tapin perlombaan badandang sering digelar untuk memperingati kemerdekaan RI sekaligus untuk melestarikan tradisi Badandang.
Permainan orang-orang terdahulu ini ternyata masih sangat diminati hingga berbagai lapisan masyarakat bahkan hampir setiap desa mengadakan festival layangan dandang.
salah seorang penggemar layangan Dandang Suriansyah mengungkapkan, ia sering mengikuti festival layangan dandang atas undangan dari para rekannya diberbagai daearah di Tapin.
seperti yang baru-baru tadi digelar di kawasan Desa Bitahan kecamatan Lokpaikat, yang berhasil mengumpulkan lebih dari 400 penggemar layangan Dandang hingga ke kabupaten tetangga seperti Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungai Tengah.
warga Desa Mandurian Hilir ini mengaku telah menghabiskan hingga 500 ribu rupiah untuk membuat layangan dandang ditambah membeli alat bunyi layangan yang disebut Dangung seharga 2 juta rupiah.
"Tradisi bermain layangan Dandang ini sudah lama berjalan hingga melalui 5 generasi, meskipun beberapa tahun lalu permainan ini sempat tertunda akibat musim kemarau yang tidak kunjung datang namun tidak menghilangkan tradisi maupun kegemaran warga untuk bermain layangan dandang" ucapnya.
Suriansyah menambahkan, ia rela merogeh kocek hingga jutaan rupiah untuk satu layangan Dandang namun besarnya harga tersebut tidak sebanding dengan kepuasan dan kenikmatan yang ia rasakan saat bermain layangan dandang./et*C.
Warga Tapin Demam Badandang
Senin, 12 September 2011 12:09 WIB