Menteri Agama (Menag) RI, Yaqut Cholil Qoumas meluncurkan kampung zakat desa Sukamaju di Kecamatan Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan Selasa.
Menurut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalsel DR H Muhammad Tambrin di Tanah Bumbu, Selasa, Menteri Agama dalam kunjungan kerjanya di Kalsel juga menyerahkan penyaluran zakat untuk penanganan stunting.
Selain itu, kata Tambrin, menteri agama juga menyerahkan bantuan beasiswa, kartu BPJS bagi penyuluh agama Islam se Kalsel, kartu BPJS kepada mualaf dan kartu BPJS kepada Imam dan marbot.
Dalam sambutannya, kata Tambrin, menteri agama menerangkan, program kampus zakat dikerjakan bersama-sama pemerintah dan Organisasi Pengumpul Zakat (OPZ) serta pihak terkait sebagai upaya bersama agar kebersamaan senantiasa terjalin dalam memajukan zakat.
"Tentu, peran masyarakat menjadi sangat krusial terhadap keberhasilan program ini. Kampung Zakat, kita harapkan memantik program-program lain berbasis zakat dalam memajukan perekonomian masyarakat," kata Menag.
Menag mengaku sangat bahagia berada di tengah launching kampung zakat di Desa Sukamaju, Tanah Bumbu, Kalsel.
"Ini adalah langkah nyata kita mewujudkan peran zakat dalam pemerataan ekonomi dan kesejahteraan. Insya Allah, kegiatan ini bukan yang terakhir, karena program ini akan dikembangkan juga di lokasi lain di Indonesia," katanya.
Menag mengungkapkan, salah satu isu krusial tata kelola zakat di Indonesia adalah pemerataan ekosistem zakat.
Ekosistem meniscayakan berjalannya tata kelola zakat dari hulu hingga hilir, melibatkan publik secara luas dan didukung ketersediaan infrastruktur yang memadai, katanya.
Menurut Menag, mudahnya masyarakat dalam berzakat merupakan salah satu indikator telah terbangunnya ekosistem zakat yang baik. Indonesia adalah negara dengan tingkat kedermawanan yang sangat tinggi.
"Namun kita masih belum mampu menghadirkan tata kelola yang merata," katanya.
Menag menyebut ekosistem zakat masih terpusat di perkotaan dan wilayah dengan infrastruktur yang maju.
"Sebagai negara kepulauan, tantangan geografis tentu menjadi pekerjaan serius. Inilah pekerjaan rumah kita bersama yang harus segera dituntaskan," katanya.
Menurut dia, menghadapi akhir dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) tahun 2005-2025, Kementerian Agama terus memacu pemerataan ekosistem zakat di seluruh Indonesia.
"Kita memiliki KUA yang berbasis di kecamatan, kita juga memiliki penyuluh agama Islam yang ditempatkan di setiap KUA. Keduanya merupakan garda terdepan dalam membangun ekosistem zakat ke depan," ujarnya.
Menag selanjutnya mengajak Organisasi Pengelola Zakat (OPZ), baik Baznas maupun LAZ, untuk bersinergi dengan Kantor Urusan Agama (KUA), memanfaatkan SDM dan kapasitas KUA untuk menjangkau wilayah-wilayah di Indonesia.
"Ke depan, kita berharap seluruh kecamatan di Indonesia memiliki ekosistem zakat yang baik sehingga memudahkan dalam pengembangan zakat. Program Kampung Zakat adalah bagian upaya membangun pemerataan ekosistem zakat," ujarnya.
Menag mengajak semua pihak bersama sama menjaga program tersebut agar terus berjalan dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
Dia selanjutnya berterima kasih kepada Baznas, LAZ, pemerintah daerah dan seluruh pihak yang berpartisipasi dalam suksesnya program ini.
Kementerian Agama dengan senang hati membuka diri untuk ide dan gagasan demi masa depan zakat di Indonesia.
"Sinergi ini mari kita perluas sehingga benarbenar memberi dampak bagi pengembangan zakat yang lebih luas. Mari kita perkuat soliditas dalam memajukan zakat. Zakat Kuat, Indonesia Bermartabat," tutupnya.