Gugatan itu disampaikan melalui pernyataan sikap pada aksi unjuk rasa elemen masyarakat dimotori pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia dan organisai lainnya, Rabu.
"Kami meminta ada perbaikan soal kelistrikan di Kalsel dan tidak ada lagi listrik nyala lalu padam (byarpet)," ujar Ketua KNPI Kalsel Hasan Ismail di sela aksi demo di Kantor PLN, Rabu siang.
Ia mengatakan, Kalsel memiliki sumber daya alam berupa batubara yang menjadi sumber bahan baku utama, tetapi manfaatnya sebagai sumber listrik dirasakan pihak luar.
Dijelaskan, batubara yang berasal dari Kalsel diolah PLN menjadi sumber energi listrik di pulau Jawa sehingga kelistrikannya mantap, sedangkan di Kalsel justru sering ada pemadaman.
"Ini semua merupakan sikap tidak adil yang ditunjukkan pemerintah karena daerah penghasil bahan bakar untuk operasional PLTU justru tidak merasakannya," ucap dia.
Ketua KNPI dalam orasinya meminta agar PT PLN Kalselteng memfasilitasi keinginan masyarakat menyampaikan gangguan kelistrikan yang seringkali dialami dan terus terulang.
"Kami meminta pimpinan PLN bisa memfasilitasi agar bisa mengadukan gangguan kelistrikan baik kepada Kementrian ESDM bahkan kalau perlu ke presiden," ujar Hasan.
Selanjutnya, diwakili Ketua KNPI, General Manager PT PLN Kalselteng Purnomo diminta menandatangani persetujuan memfasilitasi pertemuan dengan pemerintah pusat.
"Kami siap memfasilitasi pertemuan dan berupaya membantu agar bisa menemui pejabat terkait. Namun, soal kapan waktunya disesuaikan dengan kesediaan mereka," ujar Purnomo.
Aksi unjuk rasa yang digagas Aliansi Jaringan Anak Kalimantan (AJAK) diikuti sejumlah elemen mahasiswa yang jumlahnya sekitar 30 orang dan dikawal ratusan personel kepolisian.
Kegiatan yang berlangsung sejak pukul 11.00 Wita dan berakhir pukul 14.00 Wita berjalan tertib dan lancar meski pun sempat diwarnai saling dorong antarduabelah pihak.