"Kabupaten Tanah Laut dapat dikatakan sebagai salah satu daerah di Kalimantan Selatan menjadi tempat tersebarnya beragam suku dari seluruh Indonesia," Rudi Ismanto di Pelaihari, Kamis.
Menurut dia, FPK menjadi salah satu langkah pemerintah membuka ruang komunikasi setiap suku yang terhimpun di dalamnya.
"FPK ini memiliki pertemuan rutin, diharapkan pertemuan-pertemuan terus menambah kesolidan dan mempererat hubungan setiap suku yang ada di daeeah ini," paparnya.
Selain memperkuat hubungan melalui pertemuan internal, sebut dia, FPK juga terus menjalin komunikasi dengan berbagai pihak demi mendukung terciptanya suasana kondusif di BuminTuntung Pandang.
Dengan adanya peran yang cukup vital dalam menciptakan kebersamaan tersebut, jelas dia, tidak heran dalam beberapa kesempatan Bakesbangpol Tanah Laut selalu mencoba menelusuri keberadaan suku-suku pada setiap kecamatan di daerah itu guna melakukan pendataan agar dapat ikut bergabung bersama FPK.
"Saat ini yang masih terdata sebanyak 21 suku. Saya yakin masih banyak lagi suku yang belum terdata. Kami akan terus memaksimalkan kegiatan pendataan ini," lanjut Rudi.
Bahkan, sambung di, Pemkab Tanah Laut sendiri telah memberikan apresiasi dan penghargaan kepada 21 suku tersebut karena dinilai memiliki peran dalam menjaga kerukunan antar suku.
"Pemberian penghargaan itu bertepatan saat Pagelaran Wayang Kulit Jawa dengan lakon 'Ngamarto Binangun' dalam rangka memeriahkan Hari Jadi ke-57 Tanah Laut pada 3 Desember 2022 lalu," terangnya.
Dalam proses pendataan, papar dia, ada kemungkinan ada terlewatkan dan Bakesbangpol Tanah Laut membuka ruang apabila ada suku belum terdaftar dan mau secara mandiri melaporkan ke Kantor Bakesbangpol Tanah Laut.
Dia berharap, adanya FPK menjadi salah satu bentuk upaya pemerintah dalam menjaga keharmonisan antar suku ini mampu mencegah terjadinya potensi konflik antar suku serta menciptakan rasa aman dan damai, terlebih menjelang pemilu maupun pilkada.
