Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Akademisi Universitas Palangka Raya (Unpar) Kalimantan Tengah Prof Dr HM Norsanie Darlan MS PH berpendapat, Pendidikan Luar Sekolah (PLS) atau pendidikan non formal solusi bagi mereka yang tak bisa mengikuti pendidikan formal.
"Misalnya anak usia sekolah yang tidak dapat mengikuti pendidikan formal, namun melalui pendidikan luar sekolah atau pendidikan non formal (PLS/PNF) mereka bisa melek huruf, terhindar dari buta aksara," ujarnya kepada Antara Kalimantan Selatan di Banjarmasin, Sabtu.
Ia mengungkapkan, dalam perjalanannya ke sejumlah desa terpencil di Kalimantan Tengah (Kalteng) bersama rekannya Dr Ishak Maulana dari Universitas Negeri Malang, Jawa Timur beberapa waktu lalu, menemukan anak-anak usia sekolah yang tidak bisa mengikuti pendidikan formal.
Sebagai contoh di anak Desa Pasir ada sembilan orang, Teluk Bayur delapan orang dan anak Desa Sudimampir tujuh orang, berjumlah 26 orang, ungkap mantan aktivis Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI) tersebut.
"Jumlah tersebut, baru di tiga anak desa, masih ada anak desa-desa lain yang membutuhkan pelayanan pendidikan, sayangnya Dinas Pendidikan setempat sibuk pada pendidikan formal, sehingga non formal belum terlayani," lanjutnya.
Tamu dari Jawa Timur (Jatim) itu teman Norsanie sewaktu sama-sama kuliah S1 di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang yang berubah menjadi Universitas Negeri, serta S3 di Bandung, Jawa Barat (Jabar), yang selama 16 tahun tidak berjumpa.
Dalam perjumpaan tersebut dua sejawat yang lama tidak bersua itu sepakat jalan-jalan ke pedesaan di "Bumi Isen Mulang" (pantang mundur) atau "Bumi Tambun Bungai" Kalteng (Tambun Bungai tokoh dalam legenda masyarakat Kalteng).
Guru Besar Unpar, kelahiran Desa Anjir Serapat Kapuas Kalteng itu berharap, agar pemerintah daerah setempat, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota jangan "menganaktirikan" atau "memandang sebelah mata" terhadap keberadaan dan peran PLS/PNF.
"Dengan keberadaan PLS/PNF yang merambah hingga desa-desa di daerah pedalaman/terpencil, kita berharap generasi muda bangsa mininal tidak buta huruf/aksara, sehingga tak jauh tertinggal, terutama bidang pendidikan," ujar profesor yang berkarir mulai dari pegawai rendahan (pesuruh) itu.
"Kita semua hendaknya menyadari, bahwa pendidikan pangkal dasar untuk bisa maju dan berkembang. Tanpa pendidikan, kemajuan itu bisa semu dan mudah goyah," demikian Norsanie Darlan.