Banjarmasin (ANTARA) - Executive General Manager Kantor Pos Cabang Utama Banjarmasin Agus Pinandoyo mengatakan pihaknya menargetkan penyaluran BLT BBM untuk 166.660 keluarga penerima manfaat (KPM) di Kalimantan Selatan bisa selesai Jum'at, (16/9/2022).
"Besok ditargetkan selesai. Saat ini, BLT BBM sudah tersalurkan ke 129.228 KPM atau sudah mencapai 77,60 persen," ujarnya berkabar kepada ANTARA di Banjarmasin, Kamis malam.
Sementara ini, alokasi BLT BBM Rp300 ribu plus bantuan sosial sembako (September) Rp200 ribu untuk 166.660 KPM itu terhitung memakan anggaran negara sebesar Rp75,2 miliar.
Berikut data KPM kabupaten kota di Kalsel : Balangan (6.713), Banjar (19.545), Barito Kuala (14.184), Hulu Sungai Selatan (14.463), Hulu Sungai Tengah (19.534), Hulu Sungai Utara (18.066), Banjarbaru (6.821), Banjarmasin (24.724), Kotabaru (6.768) Tabalong (9.374), Tanah Bumbu (6.908) dan Tanah Laut (10.178) dan Tapin (7.492).
Angka penerima tersebut, kata dia , berdasarkan data yang diserahkan Kementerian Sosial (Kemensos) RI, meliputi 13 kabupaten kota di Kalsel.
Di awal total penerima tersebut, sebelumnya dilaporkan berjumlah 117.569 KPM, kemudian angka bertambah setelah PT Pos Indonesia di Kalsel menerima data susulan sebanyak 32.931 KPM.
Selesai penyaluran terjadwal yang ditarget berakhir hari ini, kata dia, pihaknya akan langsung verifikasi jumlah penerima dengan data total KPM.
Apabila hasil verifikasi data ada yang belum mengambil BLT BBM, kata dia, PT Pos Indonesia dengan pihak terkait di Kalsel akan berupaya menyalurkan langsung agar semua hak masyarakat dari negara itu tersampaikan.
"Misalnya, ada lansia yang tidak bisa datang saat pembagian, kita datangi ke rumah," ujarnya.
Pada titik ini, proses penyaluran BLT BBM di Kalsel disebut pihak pelaksana masih berjalan dengan baik dan lancar.
Sebagai pengingat, latar belakang bantuan khusus untuk masyarakat yang berstatus ekonomi rendah atau golongan tidak mampu ini merupakan aksi pemerintah pusat, setelah menetapkan kebijakan menaikkan harga BBM.
Perubahan harga energi bahan bakar fosil ini ditetapkan pemerintah pusat sejak Sabtu, (3/9/2022) berlaku secara nasional di Indonesia Raya ini.
Sejak saat itu, pertalite dari Rp7.650 jadi Rp10 ribu dan solar semula Rp5.150 naik 6.800, harga BBM subsidi itu seragam se-Indonesia.
Sedangkan, BBM non subsidi memiliki harga dengan selisih tipis di masing-masing daerah, pertamax misalnya kenaikan harga capai Rp2.000 /liter, didominasi harga Rp14.500 dan Rp14.850, khusus Batam dan Riau Rp15.200 /liter.