Banjarmasin (ANTARA) - Sebanyak 117.469 keluarga penerima manfaat (KPM) di Kalimantan Selatan berproses menerima bantuan langsung tunai (BLT) menyusul kebijakan pemerintah pusat menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Eksekutif General Manager Kantor Pos Cabang Utama Banjarmasin Agus Pinandoyo mengatakan jumlah 117.469 KPM BLT BBM tersebut berdasarkan data Kementerian Sosial, meliputi 11 kabupaten dan kota di Kalsel.
"Kemungkinan data berubah, yaitu bertambah," ujarnya di Banjarmasin kepada ANTARA, Jum'at.
Sementara ini, dari data yang diterima Agus kemungkinan bertambah sebanyak 32.931 KPM. Apabila data itu sudah pasti, maka pihaknya siap menyalurkan.
"Yang terima BLT BBM 117.469 saat ini, kalau nanti ada data susulan akan sebanyak itu (166.660). Hanya belum bisa kami pastikan kapan akan datang dan jumlahnya berapa," ujarnya.
Alokasi BLT BBM Rp300 ribu plus bantuan sosial sembako September Rp200 ribu di Kalsel. Kalau jumlah KPM sebanyak 117.469 KPM nilainya mencapai Rp58,7 miliar.
Berikut data KPM di kabupaten dan kota: Balangan (5.092), Banjar (14.308), Barito Kuala (10.922), Hulu Sungai Selatan (12.104), Hulu Sungai Tengah (15.488), Hulu Sungai Utara (14.047), Banjarbaru (4.993), Banjarmasin (19.684), Tabalong (7.705), Tanah Bumbu (5.392) dan Tanah Laut (7.734).
Khusus Kabupaten Kotabaru dan Tapin untuk data akan menyusul setelah penyaluran bantuan sosial program sembako (BPS) tahap tiga selesai.
Sejauh ini, penyaluran BLT BBM, kata Agus, tidak ada kendala yang berarti, bisa dikatakan berjalan baik dan lancar.
Selesai penyaluran yang terjadwal September ini, kata dia, pihaknya akan menyesuaikan ulang jumlah yang diberikan dan penerima.
"Apabila ada yang belum menerima, akan kita salurkan langsung. Misalnya, ada lansia yang tidak bisa datang saat pembagian, kita datangi ke rumah," ujarnya.
Warga Basirih Banjarmasin Syaifudin Noor (49) merespon terkait bantuan pemerintah itu, kata dia BLT BBM bermanfaat untuk rakyat miskin.
"Bantuan ini bermanfaat untuk rakyat kecil di masa-masa sulit seperti sekarang. Kita terima BLT Rp500 ribu," ujarnya.
Buruh di pelabuhan itu pasrah saja dengan kenaikan harga BBM yang berulang terjadi dari masa ke masa ini. Kata dia, kalau bisa harga bahan pokok (bapok) tidak ikut naik.
"Kalau BBM aja yang naik tidak masalah asal barangnya ada dan tidak mempengaruhi harga. Tapi ya biasa, BBM naik otomatis bahan pokok ikut naik," katanya, sambil senyum ringan.