Banjarmasin (ANTARA) - Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan (Disbunnak Kalsel) Hj Suparmi mengatakan, pelatihan teknis budidaya bagi pekebun sawit di Kalsel melalui kegiatan pengembangan Sumber Daya Manusia Perkebunan Kelapa Sawit (SDM PKS) terus dilakukan agar tercipta nilai tambah dan saing usaha.
"Tujuannya untuk menciptakan nilai tambah dan daya saing usaha perkebunan dan peternakan untuk kesejahteraan masyarakat," ujarnya pada Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Dalam Rangka Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit Tahun 2022 Angkatan 3 dan Angkatan 4 di Kalsel dari tanggal 22 hingga 27 Agustus 2022, digelar Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), PT Sumberdaya Indonesia Berjaya dan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Kementan, di Banjarmasin.
Menurut Hj Suparmi, dalam menciptakan nilai tambah dan daya saing usaha perkebunan dan peternakan, diantaranya melalui pemberian bantuan hibah seperti alat, sarana produksi, bibit tanam dan bibit ternak, meningkatkan fungsi intensifikasi dan pengembangan lahan.
Selain itu, jelas dia, meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan, meningkatkan kinerja fungsi perbibitan, pakan ternak, kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta meningkatkan kinerja fungsi pengolahan baik bidang perkebunan dan peternakan.
Dia menambahkan, tujuan dari penyelenggaraan pelatihan teknis budidaya bagi pekebun sawit untuk mendorong kesejahteraan masyarakat pekebun dan peternak di Kalsel dengan strategi memberdayakan di sektor hulu dan memperkuat sektor hilir.
"Selain itu melalui peremajaan tanaman kurang produktif, tua atau rusak dengan dukungan pengembangan sumber daya manusia dan bantuan sarana dan prasarana," terangnya.
Hal tersebut, sebut dia, tentunya diperlukan kerja keras semua pihak, baik melalui upaya meningkatkan koordinasi antar kabupaten kota dan provinsi serta pemilihan strategi tepat dalam melaksanakan pekerjaan dengan tetap mengacu pada aturan dan tertib administrasi.
Pengembangan SDM perkebunan sawit, papar dia, dalam kerangka pendanaan BPDPKS difokuskan pada dua kegiatan, yaitu pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan, sambung dia, dilakukan melalui pemberian beasiswa dan penguatan kelembagaan pendidikan diberikan kepada pekebun, keluarga pekebun dan ASN bertugas di bidang kelapa sawit.
Sementara, Direktur Utama PT SIB Andi Yusuf Akbar mengatakan, hingga saat ini ada kesenjangan antara produktivitas perkebunan sawit swasta besar dengan produktifitas perkebunan sawit milik petani atau pekebun.
Produktivitas kebun sawit petani, ungkap dia, masih rendah, hanya berkisar dua sampai tiga ton perhektare pertahun.
"Produktivitas erkebunan swasta besar mencapai lima hingga enam ton perhektare per tahun. Rendahnya produktivitas perkebunan rakyat disebabkan pekebun kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan manajerial perkebunan. Mulai penggunaan bibit unggul bersertifikat hingga teknik budidaya dengan penerapan Good Agriculture Practice (GAP),” tegas Andi Yusuf.
Dia menambahkan, peningkatan produktivitas diperlukan SDM yang mampu dan terampil dalam mengelola perkebunan rakyak, tata kelola kelembagaan yang baik, sehingga, diperlukan dukungan dari pemerintah, perusahaan dan stakeholder terkait.
Kemudian, papar dia, pelatihan kali ini di ikuti 58 petani berasal dari Kabupaten Tanah Bumbu Kalsel yang sudah mendapatkan rekomendasi teknis rekomtek dari Dinas Perkebunan Tanah Bumbu.